MALANG, Tugujatim.id – Klenteng Eng An Kiong, salah satu ikon bangunan di Kota Malang ini yang memiliki kisah bersejarah. Klenteng yang didirikan pada 1825 atau 197 tahun yang lalu ini juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Malang.

Istimewanya, klenteng ini memiliki patung Dewa Bumi yang didatangkan langsung dari China melalui perjalanan laut. Patung yang dibawa oleh pedagang dari China ini baru bisa sampai di Kota Malang usai berlayar sekitar 2-3 bulan.
“Jadi, patung ini didatangkan dari China naik kapal dan berlayar hingga berbulan-bulan. Patung Fu Tek Cen Sen atau Dewa Bumi ini berlayar sekitar 2-3 bulan baru sampai di Malang,” kata Wakil Ketua Yayasan Klenteng Eng An Kiong Kota Malang Herman Subianto.
Also Read

Setelah sampai dengan selamat, patung Dewa Bumi itu kemudian diletakkan di permukiman elite, tepatnya di Jalan Martadinata, Kota Malang.
“Datang dengan selamat, patung ini kemudian disembahyangi sebagai ucapan terima kasih karena berbulan-bulan terombang-ambing di tengah laut dan bisa selamat,” bebernya.
Dia mengatakan, kegiatan sembahyang itu kemudian diikuti warga sekitar yang melihat. Hingga pada akhirnya banyak warga yang turut bersembahyang di sana.
“Akhirnya di sini menjadi tempat ibadah kecil,” ucapnya.

Setahun kemudian, patung-patung para dewa lain mulai berdatangan di Klenteng Eng An Kiong. Patung-patung yang didatangkan dari China itu mayoritas berbahan kayu. Hingga akhirnya dibangunlah sejumlah altar para dewa untuk menempatkan patung-patung dewa tersebut. Kini Klenteng Eng An Kiong memiliki 18 altar para dewa dengan 28 patung dewa dan dewi.

Menjelang Imlek tahun ini, patung-patung para dewa tersebut dibersihkan dengan bunga tujuh rupa. Kalangan Tridharma yang terdiri dari kepercayaan Tao, Buddha, dan Khonghucu juga biasa melakukan prosesi Sang Sien atau menghantar para dewa kembali ke khayangan.
“Dewa itu memang ada banyak, tapi kalau Dewa Bumi itu adalah dewa tertua yang mampu menghadirkan ketenangan hati. Kira-kira usianya hampir 3.000 tahun lebih,” katanya.