MALANG, Tugujatim.id – Hotma Sitompul, pengacara baru JEP, terdakwah kasus kekerasan yang juga bos SMA SPI Kota Batu, melontarkan ungkapan keraguan. Keraguan itu, karena terduga korban baru melaporkan kasus ini setelah 12 tahun. Pernyataan pengacara kondang ini sontak dibalas oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait.
Sikap ragu Hotma Sitompul yang baru direkrut menjadi Ketua tim Kuasa Hukum JEP itu dilontarkan di hadapan para wartawan pasca persidangan ke-20 kasus kekerasan seksual yang menjerat pria yang juga motivator tersebut.
Sidang kali ini sebetulnya pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri (PN) Malang. Namun ditunda lantaran tim JPU belum yakin dengan berkas tuntutan yang dibawa ke hadapan majelis hakim.

Hotma Sitompul mempertanyakan kenapa terduga korban baru melaporkan kasus ini setelah 12 tahun berlalu. Sementara terduga korban saat ini telah menginjak usia 27 tahun.
“Ini yang jadi pertanyaan apakah ini sidang perlindungan anak, karena pelapor (sekarang) berusia 27 tahun. Melaporkan hal yang 12 tahun yang lalu. Ayo pakai nalar, ngapain aja 12 tahun baru melapor, kemana aja selama 12 tahun itu,” ungkapnya.
Mendengar pertanyaan itu, Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait murka. Kemudian dia membeberkan dengan tegas bahwa korban telah dilecehkan terdakwa sebanyak 15 kali sejak korban masih sebagai pelajar di Kota Batu.
“Setiap orang melakukan kejahatan seksual, sekalipun pada orang dewasa, itu adalah tindak pidana. Jadi harus ingat itu, saya marah pada ini. Karena ini suatu kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh JEP sejak 2008 yang saat itu masih usia anak,” tegasnya.
Arist kemudian menyatakan bahwa dirinya tak akan pernah gentar apalagi mundur untuk menegakkan keadilan atas kasus ini demi anak anak Indonesia. Bahkan dia mengaku baru akan benar berhenti jika alam semesta telah runtuh.
“Saya mau katakan 15 kali (kekerasan seksual) lo, lalu ditanya kenapa 12 tahun baru melapor. Siapa yang bilang itu. Refleksikan apa yang anda lakukan. Bela bela aja, jangan rendahkan martabat anak dan perempuan. Saya tak akan mundur apapun alasannya, kecuali dunia ini runtuh,” tandasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim