Peringati Bulan Bung Karno, Komunitas Begandring Soerabaia Ajak Telusuri Jejak sang Proklamator

Dwi Lindawati

Pilihan Redaksi

Komunitas Begandring.
Peserta yang mengikuti arahan dan menerima materi tentang sejarah SD Sulung pada Minggu (18/06/2023). (Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim)

SURABAYA, Tugujatim.id Sebagai daerah yang disebut sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, tentunya Surabaya menjadi kawasan wisata urban. Karena itu untuk peringatan Bulan Bung Karno, komunitas Begandring Soerabaia bekerja sama dengan pemerintah kota melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Surabaya mengajak masyarakat untuk menelusuri beberapa tempat yang dinilai menjadi jejak Soekarno di Surabaya.

“Ini memperingati Hari Bung Karno. Di bulan Juni ini, Bung Karno lahir dan juga meninggal. Dan Soekarno menggali Pancasila sehingga dijadikan hari lahir Pancasila juga bulan Juni,” kata inisiator komunitas Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo pada Minggu (18/06/2023).

Baca Juga: Kader Demokrat Aksi Cap Jempol Darah, Begini Tanggapan Menohok Moeldoko

Puluhan pengunjung dibagi menjadi menjadi dua sesi, pukul 06.00 dan 10.00 WIB. Dalam kesempatan ini, Tugujatim.id mengikuti sesi kedua.

“Pengunjung diarahkan ke jejak Bung Karno mulai dari ayahnya merintis sekolah ini, kemudian ke rumah kontrakan bapaknya ketika ngajar di sekolah ini di mana jadi tempat lahirnya Soekarno juga. Kemudian ke HOS Tjokroaminoto ketika usianya dari 15-20 tahun tinggal di sana. Kemudian ke Tugu Pahlawan,” paparnya.

Komunitas Begandring Soerabaia.
Peserta sampai di rumah kelahiran Bung Karno. (Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim)

Dengan seragam bertema kemerdekaan, para peserta pertama-tama akan dikenalkan ke lokasi di mana ayah Soekarno Soekeni Sosrodihardjo mengajar sekolah dasar pertama di Surabaya sejak 1989 dengan nama awal sekolah Inlandsche School Soeloeng.

Kemudian, berjarak hanya dua kilometer berlanjut menuju kelahiran Bung Karno yang berada di Jalan Pandean Gang IV No 40 Kota Surabaya. Semasa mengajar, Soekeni bersama ibu Bung Karno, Ida Ayu Nyoman Rai memang mengontrak di rumah yang ukurannya tidak begitu luas. Tidak lama setelah bayi Soekarno lahir, ayahnya pindah tugas ke Jombang, tepatnya 20 Desember 1901.

Belanjut, pada 1916 Soekarno remaja sekolah di HBS yang sekarang menjadi Kantor Pos Kebonrojo Surabaya. Semasa sekolah, dia tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto. Di rumah tokoh pergerakan tersebut, dia juga hidup bersama para tokoh lain seperti Musso, Semaeon, Samanhoedi, dan Kartosoewirjo. Hidup bersama tokoh politik, membentuk Soekarno memiliki idealisme politik meski umurnya masih muda saat itu.

Begandring Soerabaia.
Para peserta ketika berada di dalam rumah HOS Tjokroaminoto yang menjadi tempat tinggal Soekarno saat sekolah di HBS. (Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim)

Di sana, benih-benih cintanya bersama Siti Oetari, istri pertamanya, tumbuh. Siti Oetari juga merupakan putri sulung dari HOS Tjokroaminoto.

Sementara itu, masih di sekitar kawasan peneleh, satu langgar Dhuwur yang disebut-sebut sebagai tempat ngajinya Soekarno tidak menjadi rute. Menurut Kuncarsono, tempat tersebut tidak memiliki jejak presiden pertama Indonesia.

“Ndak ada hubungannya. Soekarno sendiri menyebut, saya lahir 6 Juni 1901 dan pindah ke Jombang 20 Desember 1901, jadi saat usia enam bulan,” ungkapnya.

Setelah dari rumah HOS Tjokroaminoto, pengunjung diarahkan ke lokasi terakhir yaitu Tugu Pahlawan. Sebagaimana diketahui, awal mula desain monumen mengenang jasa para pahlawan saat perang 10 November tersebut atas permintaan Soekarno.

Baca Juga: Kabel Korslet, Kebakaran Rumah Ludeskan Kamar Warga Kejayan Pasuruan

Kuncarsono menjelaskan bahwa dari kegiatan wisata sejarah ini bukan hanya ditujukan untuk mendongkrak perekonomian kota, tapi juga diharapkan bisa merasuk sebagai sumber sejarah oleh pelajar atau pengunjung.

“Tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan untuk mengetahui tentang sejarah pendidikan,” jelasnya.

Wisata sejarah Begandring Soerabaia.
Antusiasme peserta saat berada di Museum Tugu Pahlawan dan menyimak arahan tentang para pahlawan yang menjadi pemimpin saat perang 10 November. (Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim)

Salah satu peserta, Nanik Suhartini mengaku senang atas kegiatan wisata sejarah hari ini. Menurut dia, bukan hanya menjadi sebagai sarana hiburan, telusuri jejak pahlawan di Surabaya sangat menambah pengetahuan terutama untuk anak-anak.

“Sangat bagus untuk menambah pengetahuan, apalagi saya bawa anak yang masih sekolah. Cukup lengkap penjelasannya, ringan dan jelas juga,” tuturnya.

Tidak ingin puas sampai di sini, Nanik sangat berharap baik kepada komunitas Begandring Soerabaia maupun Pemkot Surabaya dapat menyelenggarakan kegiatan serupa yang mengulik jejak pahlawan lain.

“Saya ingin mengetahui jejak sejarahnya Bung Tomo di Surabaya,” ujarnya.

Popular Post

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...