SURABAYA, Tugujatim.id – Suasana sejuk dirasakan ketika belasan kawan Komunitas Tuli Universitas Negeri Surabaya (Unesa) belajar membaca Al-Quran untuk mengisi kegiatan positif di bulan Ramadan.
Ketua Komunitas Tulis Unesa, Mochammad Fadillah Akbar mengatakan, kegaiatan ini kali pertama digelar selama bulan Ramadan bersama Direktorat Pusat Unggulan Ilmu Disabilitas.
“Tahun ini pertama kali, saya dan teman-teman membuka kelas membaca mengaji bahasa isyarat, insyaAllah tahun depan ada lagi,” kata Akbar saat ditemui Tugujatim.id, Kamis (28/3/2024).
Sama halnya pada umumnya, laiknya belajar dari dasar, Komunitas Tuli UNESA juga memulai belajar Al-Qur’an dari tahap tartil dengan menggunakan bahasa isyarat.
“Kalau untuk pertama belajar sama tartil, kemarin sampai tartil 4. Nanti kalau sudah lancar sama baca di Al-Qur’an. Kalau pertama pakai tartil,” ujar mahasiswa semester 4 Prodi Pendidikan Luar Biasa tersebut.
Berbeda dengan jilid tartil pada umumnya yang dipelajari di Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ). Tartil yang digunakan oleh Komunitas Tuli UNESA berasal dari Kementerian Agama dengan standart khusus untuk Disabilitas Tuli.
“Ada al-Quran bahasa isyarat dari Kementerian Agama tapi belum disebar, masih proses uji coba kalau sudah siap nanti dijual belikan disebarluaskan di Indonesia untuk teman-teman Tuli belajar isyarat,” ujarnya.
Lantas, Akbat pun melafalkan surat Al-Fatihah dengan menggunakan bahasa ibu yang mereka miliki. Kemudian ditirukan oleh kawan Tuli lainnya ketika membaca ejaan di Tartil.
Akbar mengisi kajian dengan materi-materi ke-Islaman seperti pemahaman keutamaan malam lailatul qadr di bulan Ramadan.
Kegiatan positif ini cukup mendapat antusias dan sambutan yang baik dari kawan Disabilitas Tuli serta volunteer. Buktinya, jumlah peserta mengalami peningkatan dari awal kegiatan belajar mengaji ini digelar di awal Ramadan. Dari 17 peserta kini bertambah menjadi 26 peserta dari berbagai jurusan di Univesitas Negeri Surabaya.
Didukung penuh oleh pihak kampus, Direktur Pusat Unggulan Disabilitas Nur Wagino mengatakan, komunitas Tuli UNESA memang cukup aktif mengadakan berbagai kegiatan yang bisa menunjanh proses belajar mengajar mereka. Tidak hanya di dalam proses akademik di kelas tetapi juga di organisasi dan komunitas.
“Semua peserta dan volunteernya dari Teman Tuli. Dan ada beberapa volunteer karena mereka yang akan membantu melanjutkan setelah kegiatan Ramadan yang menjadi bagian dari kegiatan Direktorat kita,” ucap Wagino.
Nantinya, Komunitas Tuli dan Direktorat Pusat Unggulan Disabilitas Tuli UNESA juga akan kegiatan berbagi di panti asuhan. “Rutin setiap tahun bulan Ramadan nanti ditutup ke panti asuhan di akhir Ramadan,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko