TUBAN, Tugujatim.id – Lebih dari seribu peserta mengikuti Konferensi Cabang (Konfercab) ke-VII Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tuban yang digelar selama dua hari, 24-25 Desember 2022, di Ma’had Bahrul Huda Tuban, Jawa Timur.
Mereka yang berhak menjadi peserta yakni pengurus ranting dan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU di 20 kecamatan se-Tuban.
Ketua Panitia Konfercab ke-VII PCNU Tuban, Muhtarom Husnan menjelaskan bahwa konfercab kali ini didahului dengan kegiatan prakonfercab yang beragam. Banom dan lembaga di bawah NU melaksanakan kegiatan sendiri-sendiri untuk menyambut Satu Abad NU Konfercab VII PCNU Tuban.
‘’Konfercab ini diikuti oleh 20 MWC dan 479 ranting NU se-Kabupaten Tuban. Konfercab dijadwalkan berlangsung selama dua hari, 24 dan 25 Desember 2022. Terima kasih atas kerja keras seluruh panitia dan pihak yang mendukung konfercab ini. Mohon maaf jika ada kekurangan,’’ ucapnya.
Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban, KH Mustain Syukur menuturkan alasan konfercab ke VII bukan seperti cabang lainnya. Kata dia, keberadaan NU di Tuban sudah ada sejak tahun 1935, lebih dari 80 tahun.
Kiai yang memimpin dua periode ini menceritakan, kala itu, PCNU di Bumi Wali berdiri di Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu. Syuriyah NU PCNU Jenu adalah KH Chusain Alhafidz dan Ketua Tanfidz-nya, KH Umar Alfaruq.
Kemudian, KH Muratdlo, pengasuh di Ponpes Ash Shomadiyah Tuban mendirikan PCNU Senori. Ia mempunyai prinsip menyebarkan ajaran Islam ahlussunah waljamaah tidak harus menggunakan jamiyah, sehingga bisA lewat musala, masjid, maupun pondok.
“Suatu hari, KH Murtadlo sowan kalean (bertamu ke) abahe KH Hasyim Muzadi sowan ke Rois Akbar Hadratus Syeikh Hasyim Asy’Ary. Di sana berdiskusi dan sepakat berdakwah diperlukan wadah. Kemudian setelah itu, NU berdiri di Tuban selatan,” kata KH Mustain.
Ada dua kepengurusan NU di Tuban, pertama wilayah utara diwakili NU Cabang Jenu dan Tuban selatan. Selanjutnya, pada saat itu PBNU yang dipimpin KH Abdurrohman Wahid, ada aturan untuk per kabupaten satu kepengurusan NU. Sehingga keduanys diintegrasikan. Baru itu ada konfercab pertama.
“Konfercab pertama di Jenu, dilanjutkan di Ponpes Tanggir (Singgahan), Ponpes Langitan (Widang), di Bumi Manunggal dua kali, dan saat ini Ma’had Bahrul Huda,” terangnya.
Masih dalam sambutannya, KH Mustain menyinggung aturan konfercab sebelumya, setiap MWC harus menyerahkan uang mandat untuk menjadi peserta. Namun, untuk konfensi ke-VII berbeda. Tidak ada hal serupa. Bahkan yang datang diberikan uang pengganti atau transport dari PCNU Tuban.
“Namun, jika ada yang memanfaatkan uang transport untuk mengarahkan memilih satu calon tertentu, maka harus ditinjau ulang SK MWC-nya,” katanya.
Rois Syuriyah PCNU Tuban, KH Cholilurrohrman dalam sambutannya menuturkan bahwa saatnya harus ada regenerasi kepengurusan NU di tingkat cabang. Pihaknya sebagai masinis, sudah mengantarkan kereta ke tempat yang menjadi tujuan. Begitu pula PCNU Tuban yang telah membersamainya selama lima periode.
“Setelah ini, sudah waktunya untuk diganti dengan generasi yang selanjutnya, untuk bisa membawa gerbong dengan tantangan yang tentunya lebih kompleks dari pada sebelumnya,” kata Rois Syuriyah PCNU Tuban selama dua periode ini.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, KH Maksum Faqih menyebutkan bahwa NU Tuban istimewa. Karena itu, PBNU memberikan perhatian lebih pada NU Tuban.
Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban ini mengatakan bahwa ruhnya NU itu ada di Tuban, khususnya di Pesantren Langitan. “Karena para muassis NU itu santri-santri dari Tuban. Mbah Cholil (Bangkalan), Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Wahab Chasbullah adalah santri Langitan,’’ tambah Gus Maksum.
Karena istimewanya NU Tuban ini, putra KH Abdullah Fakih ini menyebut, ketika tahu NU Tuban mengadakan konferensi, para pengurus PBNU ramai-ramai memberikan selamat dan mendoakan agar konferensi lancar. “Tadi padi di grup, para pengurus memberi selamat untuk konferensi NU Tuban ini,’’ ucapnya.
Karena itu, Gus Maksum, sapaan akrabnya, berpesan agar konferensi bisa berjalan tertib, lancar, kondusif, dan transparan. Sebab, apa yang terjadi di Tuban ini bisa menjadi contoh atau teladan cabang-cabang yang lain bagaimana harus menggelar kofercab.
‘’Karena perhatian yang besar dari PBNU dalam konfercab NU di Tuban ini. Tuban bisa memberi aura positif untuk konfercab-konfercab lainnya,’’ harap Gus Maksum.
Gus Maksum juga memastikan bahwa pelaksanaan konfercab NU di seluruh Indonesia harus dihadiri pengurus PBNU. Sama halnya seperti yang ada di Tuban. Selain untuk mengawal suksesi kepengurusan di tingkat cabang, tapi juga untuk membuat PBNU mengetahui proses alih kepemimpinan itu dilakukan.
‘’Karena pengalaman di masa yang lalu, PBNU sering ditodong untuk memberi SK kepengurusan tanpa tahu prosesnya. Ke depan tidak boleh lagi,’’ pungkasnya.