Kala Kucing dan Anjing Rentan Terpapar Covid-19 dari Majikan

Ilustrasi anjing dan kucing yang kerap jadi hewan peliharaan manusia dan rentan terpapar Covid-19. (Foto: Pixabay) tugu jatim
Ilustrasi anjing dan kucing yang kerap jadi hewan peliharaan manusia dan rentan terpapar Covid-19. (Foto: Pixabay)

BELANDA, Tugujatim.id – Kucing dan anjing merupakan hewan peliharaan yang paling umum dimiliki oleh orang di seluruh dunia. Selain karena sifatnya yang lucu, kucing dan anjing akan membuat hari-hari di rumah menjadi berwarna. Salah satu manfaat memelihara kucing dan anjing terasa ketika pemiliknya sedang mengalami mood yang jelek, kucing dan anjing dapat memperbaiki mood agar tetap ceria. Namun, di situasi pandemi Covid-19 ini, bagi pemilik kucing atau pun anjing, mereka harus lebih berhati-hati.

Dilansir dari BBC Internasional, berdasarkan penelitian, Covid-19 umum terjadi pada kucing dan anjing peliharaan yang pemiliknya terinfeksi oleh virus tersebut. Tes PCR dari 310 hewan peliharaan di 196 rumah yang pemiliknya pernah terinfeksi, enam kucing dan tujuh anjing positif. Sedangkan 54 hewan lainnya dinyatakan positif antibodivirus.

“Jika Anda terpapar Covid, Anda harus menghindari kontak dengan kucing atau anjing Anda, seperti yang Anda lakukan dengan orang lain,” beber Dr Els Broens dari Universitas Utrecht.

“Perhatian utama bukanlah kesehatan hewan, tetapi potensi terhadap risiko bahwa hewan peliharaan dapat bertindak sebagai tempat penampung virus dan memperkenalkannya kembali ke populasi manusia,” lanjutnya.

Meski begitu, peneliti menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari hewan ke pemilik yang tercatat hingga saat ini. Namun, nantinya akan sulit dideteksi jika virus masih menyebar dengan mudah di antara manusia.

Para peneliti dari Universitas Utrecht mengirim klinik hewan ke rumah-rumah di Belanda yang telah dites positif Covid-19 di beberapa titik dalam 200 hari terakhir. Tes PCR diambil dari kucing dan anjing peliharaan mereka untuk menguji bukti infeksi saat ini. Sedangkan sampel darah juga diuji untuk antibodi yang menunjukkan paparan Covid sebelumnya.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa, 4,2% bukti infeksi pada saat ini dan 17,4% dinyatakan positif antibodi yang dipresentasikan pada Kongres Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa. Lalu tes lanjutan menyatakan semua hewan PCR-positif yang sembuh terus mengembangkan antibodi.

Meski mereka mengatakan penularan virus yang paling memungkinkan adalah dari manusia ke hewan, Dokter Hewan di Pusat Diagnostik Mikrobiologi, Dr Broens menyatakan, bahwa untuk penularan sebaliknya hampir tidak mungkin.

“Kami tidak bisa mengatakan ada risiko nol persen pemilik tertular Covid-19 dari hewan peliharaan mereka,” ujar Dr Broens.

Sementara itu, Universitas of Guelph di Ontario, Kanada melakukan studi terpisah. Di mana mereka menemukan kucing yang tidur di tempat pemiliknya tampak memiliki risiko infeksi tertentu. Sebanyak 48 kucing dan 54 anjing dari 77 peliharaan rumah diuji antibodi Covid-19 dan pemiliknya bertanya tentang interaksi mereka dengan hewan peliharannya.

Total 67% kucing dan 43% anjing dari yang dimiliki dinyatakan positif, lalu dibandingkan dengan 9% anjing dan kucing dari penampungan hewan serta 3% dari kucing liar di daerah tersebut.

Peneliti mengatakan jika kucing memiliki kondisi biologis yang lebih rendah, sehingga membuat mereka lebih mudah terserang Covid-19. Jika dibandingkan dengan anjing, kucing memiliki kebiasaan tidur dekat dengan pemiliknya. Hal tersebut mengakibatkan kucing memiliki tingkat penularan infeksi yang tinggi.

Prof James Wood sebagai kepala departemen kedokteran hewan Universitas Cambridge, mengatakan dua penelitian tersebut menambah bukti lain yang menunjukkan sebagian besar kucing dan anjing dapat tertular virus dari pemiliknya.

“Penelitian di Belanda dilakukan dengan kuat dan menunjukkan bahwa sekitar 20% hewan peliharaan yang terpapar mungkin terinfeksi dan pada akhirnya mereka membersihkan infeksi tersebut seperti yang dilakukan kebanyakan manusia,” pungkasnya.