Tugujatim.id – Ekuador berhasil mengalahkan Qatar dalam laga pembuka Piala Dunia FIFA 2022 yang dilaksanakan pada Minggu (20/11/2022). Tampil di hadapan suporter sendiri sebanyak 67.372 penonton di stadion berbentuk tenda Al Bayt, ini merupakan kali pertama tuan rumah kalah di pertandingan pembuka.
Ekuador bermain menekan sejak dimulainya pertandingan. Pada menit 3, sundulan dari kapten Ekuador Enner Valencia menggetarkan jala Qatar, tapi gol tersebut dianulir offside oleh wasit. Gol pertama akhirnya tercipta melalui titik putih setelah Valencia dilanggar penjaga gawang Qatar Alsheeb di kotak penalti.
Dalam pertandingan pembuka Piala Dunia ini, Enner Valencia menjadi pahlawan untuk Ekuador setelah dia kembali mencetak namanya di papan skor pada menit 31. Valencia tanpa penjagaan yang ketat menerima umpan dari Angelo Preciada yang berhasil diselesaikan dengan baik dan membuat bola kembali melewati Alsheeb.
“Saya sering bermimpi memenangkan pertandingan pembuka ini. Itu adalah mimpi saya berhasil mencetak gol dan membantu tim saya mendapatkan tiga poin,” kata Valencia.
Dia mengatakan, gol yang tercipta membuat timnya mengendalikan permainan.
“Kami berhasil mencetak beberapa gol cepat yang membantu kami mengendalikan permainan dan memenangkan tiga poin… Kami pikir kami bisa melangkah sangat jauh dan tampil baik,” ujarnya.
Sementara itu, pelatih Qatar Felix Sanchez tampak semakin putus asa menyaksikan para pemainnya gugup yang berakibat pada performa mereka sehingga membuat Ekuador dapat mengalahkannya dengan mudah dari depan ke belakang.
Kedua belah pihak sekarang harus bermain melawan Senegal dan Belanda di babak penyisihan grup, dengan peluang Qatar untuk meraih poin atau kualifikasi terlihat tipis akibat dari pertandingan ini.
“Jelas ini bukan yang kami harapkan,” kata Sanchez tentang hasil dari pertandingan melawan Ekuador.
Menurut dia, timnya akan terus melakukan perbaikan.
“Tidak ada alasan, saya ingin mengucapkan selamat kepada lawan kami Ekuador. Ada banyak ruang untuk perbaikan. Kami tidak bermain di level terbaik kami. Mungkin beban tanggung jawab dan rasa gugup menguasai kami dan hanya harus melepaskan dan melupakannya serta menjadi lebih kompetitif. Kami bisa melakukannya,” imbuhnya.