Tak satupun target untuk menghentikan laju kerusakan lingkungan dipenuhi oleh para pemimpin dunia. Berdasar laporan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang Keanekaragaman Hayati, dalam 10 tahun terakhir ini, alam dan Bumi tetap menuju kehancuran yang signifikan.
Laporan yang dirilis jelang konferensi tingkat tinggi di New York akhir September ini pun tampak mencengangkan. Mulai dari penanganan polusi hingga perlindungan batu karang, komunitas internasional dianggap gagal total karena sama sekali tak terpenuhi. Padahal, hal itu sudah menjadi kesepakatan pada konferensi di Jepang pada tahun 2010 silam.
Mengutip laman The Guardian, hal ini merupakan kegagalan beruntun dalam dua dekade terakhir para pemimpin dunia gagal memenuhi target. Meski adanya progres, namun habitat alami terus menghilang. Sejumlah spesies tetap terancap punah akibat aktivitas manusia. Serta subsidi sebesar 500 miliar dollar yang mesti dibayarkan pemerintah dunia juga belum dipenuhi.
Pemerintah dunia gagal melindungi 17% wilayah perairan darat, 10% habitat laut, dan 44% wilayah keanekaragaman hayati paling penting di wilayah yang terlindungi. Kerusakan tersebut meningkat sebesar 29% dari data tahun 2000 silam.
Kepala bagian Keanekaragaman Hayati PBB, Elizabeth Maruma Mrema menegaskan bahwa saat ini umat manusia ibarat di persimpangan jalan yang menentukan generasi masa depan bisa merasakan keindahan alam dunia.
“Sistem kehidupan di Bumi secara keseluruhan sedang dikompromikan. Semakin banyak manusia yang mengeksplorasi alam dengan cara yang tidak berkelanjutan dan merusak kontribusi pada manusia,” terangnya seperti dilansir The Guardian.
Dalam laporan tersebut, adanya kerusakan lingkungan yang signifikan juga bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit baru tiga hingga empat kali lipat. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa jenis penyakit seperti VOCID-19 juga bakal muncul jika dunia tetap hancur.
Oleh karena itu, Maruma Mrema menuntut agar hal itu mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
“Semua ini harus diubah. Jika kita melakukan tindakan, tindakan yang tepat seperti tujuan yang disepakat, kita bisa transisi ke planet yang berkelanjutan,” terangnya dilansir BBC Internasional. (gg)