MALANG, Tugujatim.id – Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang agar tidak ada lagi pengungsi korban gempa Malang di tenda-tenda darurat sebelum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah tampaknya akan sulit tercapai. Lantaran, hingga hari ini baru 14 hunian sementara (huntara) dan 4 rumah tumbuh yang berhasil dibangun. Padahal, Lebaran tahun ini tinggal 9 hari lagi.
“Kalau huntara yang kami bangun sudah 14 unit dan rumah tumbuh itu ada 4 unit. Kalau untuk rumah tumbuh ini kalau digunakan terus, (pembangunannya) kurang lebih membutuhkan waktu selama 2 minggu, mulai dari ukuran 4 meter x 6 meter dan ada yang 6 meter x 8 meter,” terang Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat saat dikonfirmasi Senin malam (03/05/2021) di Pendapa Agung Kabupaten Malang.
Untuk huntara sendiri sistemnya agak berbeda dari rumah tumbuh, para pengungsi akan dibuatkan rumah sementara di satu lokasi sampai rumah mereka dibangun kembali oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Also Read
“Huntara ini yang menerima adalah yang rumahnya rusak berat, kami pindahkan ke lapangan ke huntara. Kalau bantuan (rumah induk) dari BNPB sudah turun, maka mereka yang mendapatkan prioritas. Jadi, nanti huntara akan kami bongkar (kalau sudah tidak terpakai), kalau bangunan (rumah induk) selesai, maka mereka akan pindah,” jelasnya.
Pembangunan oleh BNPB akan dilaksanakan setelah status tanggap darurat selesai pada 7 Mei 2021. Sementara jumlah rumah yang rusak berat di Kabupaten Malang dipastikan oleh Sekda Kabupaten Malang itu lebih dari 1.700 rumah.
“Kami sudah kunci kemarin datanya (penerima bantuan rumah induk), baru setelah itu dikirim ke BNPB datanya. Untuk rumah rusak berat ada 1.700 unit, kalau secara total (rusak berat, ringan, sedang) kami sudah kunci ada 11 ribu sekian rumah,” beber mantan kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya ini.
“Nanti keseluruhan itu akan mendapatkan bantuan dari BNPB karena semua kota usulkan sehingga akan ada yang dapat Rp 50 juta, Rp 25 juta, dan Rp 10 juta tergantung tingkat kerusakannya,” sambungnya.
Lebih lanjut, Wahyu juga mengungkapkan dana siap pakai dan dana dari biaya tak terduga (BTT) yang ada di Kabupaten Malang untuk para korban gempa.
“Kalau dana siap pakai ada Rp 600 juta, sementara BTT itu ada Rp 6,5 miliar. Tapi, itu belum terserap semua karena kami masih pakai dana dari open donasi,” ucapnya.
Seluruh dana ini sendiri diperuntukkan untuk pembangunan huntara dan rumah tumbuh sebelum pembangunan rumah induk dari BNPB.
“Semua dana ini akan kami gunakan untuk membangun hunian sementara (huntara), mulai dari materialnya kami akan pakai dari open donasi. Kalau itu tidak cukup, baru kami gunakan dari dana siap pakai dan BTT,” ujarnya.