MALANG, Tugujatim.id – Kelompok mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) promosi kesehatan tentang penyakit menular sifilis di ruang 412 Gedung C6, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Rabu (11/10/2023). Kelompok Ilmu Kesehatan Masyarakat UM ini beranggotakan Anggita Putri, Asylia Rahma Fadilla, Chandra Putri, Dian Amanda, Maulida Zahrah Anggraini, dan Rizky Aura Syahrani.
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus penyakit sifilis atau penyakit raja singa di Indonesia mencapai 20.783 kasus pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 70 persen dibandingkan 2018 yang berjumlah 12.484 kasus.
Sementara di Jawa Timur, khususnya Kota Malang, jumlah kasus sifilis mencapai 42 kasus dari 239 kasus infeksi menular seksual.
Karena itu, kegiatan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UM ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular yang diampu oleh Dian Puspitaningtyas SKM MKKK. Dengan menyasar 36 mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Offering C Angkatan 2022. Mereka kategori remaja akhir dengan rentang 17-21 tahun.
Promosi kesehatan mengenai infeksi menular seksual (IMS) yaitu sifilis pada remaja berperan penting dalam upaya menjaga kesehatan seksual dan mencegah terjadinya penularan. Pemaparan materi sifilis menggunakan media X-Banner dengan disertai gambar yang dapat mewakili isi materi.
Dalam penyampaian promosi kesehatan, audience yang mengikuti acara sangat antusias. Buktinya, mereka beri feedback berupa saran soal jenis sifilis lain yaitu sifilis kongenital. Selain itu, mereka juga mengajukan pertanyaan mengenai topik yang telah disampaikan.
Pemberian edukasi terkait penyakit sifilis ini harapannya para audiens sebagai mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UM dapat menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan. Mereka bisa menjaga kesehatan diri dan menjauhkan hal-hal yang dapat memicu terjadinya penyakit sifilis.
Maulida Zahrah Anggraini, salah satu anggota tim menyampaikan, dengan diadakannya kegiatan edukasi ini harapannya teman-teman audiens dapat mencegah terjadinya penyakit sifilis untuk diri sendiri maupun orang lain.
“Informasi yang kami sampaikan juga kami harap bisa teman-teman audiens berikan sebagai bahan edukasi untuk masyarakat lain. Sebab, tugas kami sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat menjadi ‘pionir’ dalam upaya pencegahan terjadinya suatu penyakit, termasuk penyakit sifilis. Tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Diketahui, penyakit sifilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang terjadi akibat perilaku seksual yang menyimpang, seperti penetrasi, seks oral, dan anal. Sampai saat ini, rantai penularan penyakit sifilis belum juga berhasil dituntaskan. Karena itu, perlu ada tindakan berupa edukasi serta promosi kesehatan terkait pencegahan penyakit sifilis di kalangan usia remaja. Sebab, masa remaja rentan terhadap infeksi menular seksual (IMS). (adv)
Writer: Feni Yusnia
Editor: Dwi Lindawati