Tm AQUAXO berhasil membudidayakan hewan endemik ini. Bahkan dalam satu kali produksi dapat menghasilkan ratusan telur lewat teknologi water closed loop chiller system.
Kata Daffa, alat ini memiliki daya tahan yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena Axolotl sudah berhasil adaptif dengan parameter yang ada di Indonesia.
“Jadi sangat memungkinkan toothless ini bisa kalian pelihara di rumah. Perawatannya juga cukup mudah,” kata Daffa.
Daffa menjelaskan proses perawatannya Axiotol ini diletakkan di dalam akuarium kaca menggunakan Water Chiller yang berfungsi untuk memanipulasi parameter suhu. Axolotl membutuhkan suhu sekitar 18-20 derajat untuk memijah dan 16-28 derajat untuk rentang hidup.
Lalu, pada masa pembesaran perlahan naikan suhunya agar Axolotl bisa beradaptasi dengan parameter tropis khususnya di Indonesia.
Dapat dikatakan bahwa Axolotl hasil breeding AQUAXO memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan Axolotl diluar karena mampu beradaptasi disuhu tropis bahkan hingga 28 derajat.
“Dengan adamya AQUAXO ini diharapkan mampu memberikan variasi baru pada komoditas ikan hias di Indonesia sekaligus menembus pasar ekspor demi mengangkat potensi perikanan Indonesia,” harapnya.
Hingga saat ini, permintaan AQUAXO sudah mulai pesat baik dari pasaran domestik maupun dari luar negeri.
”Dari domestik batch 1 kemarin langsung terjual habis dan profit sampe 9 juta rupiah. Dari luar negeri sudah ada permintaan 1000+ axolotl untuk diekspor,” ujarnya.