JEMBER, Tugujatim.id – Makam Mbah Gembong terletak di Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember menjadi salah satu situs penyimpan sejarah penyebaran agama Islam di selatan Kota Cerutu.
Di makam itu juga, tersirat cerita perjalanan panjang Mbah Gembong, alias Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat, yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati. Semasa hidupnya, perjalanan panjang Mbah Gembong tempuh, untuk menyiarkan agama.
Penjaga Makam Mbah Gembong, Sumo (80) menceritakan perjalanan Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat yang berasal dari Jawa Barat, yang melakukan perjalanan ke Jawa Tengah, tepatnya di Yogyakarta.
“Dari Jawa Barat itu syiar sampai Jawa Tengah, di Jawa Tengah itu tepatnya di Jogja,” ujar Sumo saat ditemui Tugujatim.id pada Senin (26/8/2024). Di Jawa Tengah, selain Yogyakarta, Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat melakukan perjalanan ke daerah Pati.
Setelah itu, beberapa daerah di Jawa Timur menjadi jujukan Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat, tepatnya di daerah Ponorogo. “Setelah di Ponorogo lengser lagi ke Rengarenk, Pasuruan. Lantas, dari Rengarenk, menetap di Pohgading, Pasrespan (kecamatan di Pasuruan, Red),” jelasnya.
Di tempat itu juga, Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat memiliki seorang istri dan dikaruniai satu orang anak. Setelah anaknya berumur 35 hari, Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat melanjutkan perjalanannya, hingga sampai di Desa Paseban, Kencong, Jember.
Selama di pesisi Jember, Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat sempat kembali ke mengunjungi istri serta anaknya dan kembali ke Paseban. “Nyampek sini itu (Desa Paseban, Red) kalau di sini pulang balik,” tegas Sumo.
Sumo menjelaskan, keberadaan Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat di Jember hanya selama delapan tahun. Selain menyebarkan agama islam, Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat juga tirakat selama di Jember.
“Selama delapan tahun itu puasa terus, makannya itu katanya orang Jawa selapan dina sepisan, Jumat kliwon itu baru sahur, jadi selama delapan tahun,” papar Sumo. Hingga Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat di umurnya menginjak ratusan tahun, dia akhirnya berpulang dan dikebumikan di Desa Paseban, Kencong, Jember.
Sumo juga menjelaskan terkait Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat yang mendapat panggil Mbah Gembong oleh masyarakat di sekitar Desa Paseban. Saat sore hari, Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat terlihat duduk di salah satu sudut desa itu.
“Ada salah satu orang lewat, karena masih alas wono. Mbah njenengan sangking pundi mbah? (tanya orang lewat, Red), aku teko gembong le (jawab Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat, Red) ya itu lah terus diberi nama Mbah gembong,” pungkas Sumo.
Tidak hanya itu, hingga saat ini di makam Mbah Gembong menjadi tempat ziarah dan haul Syekh Sayid Alimum Hasan Ningrat. Berbagai peziarah dari berbagai daerah penjuru di Indonesia datang ke makam Mbah Gembong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko