Makna Tradisi Kupatan Usai Puasa Syawal 6 Hari

Lizya Kristanti

Sastra & Budaya

kupatan tugu jatim
Jual beli daun lontar yang digunakan untuk membuat selongsong ketupat. Foto: Rochim/Tugu Jatim

Tugujatim.id Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki tradisi unik setelah sepekan Hari Raya Idulfitri. Tradisi itu disebut kupatan yang biasanya dilaksanakan pada hari kedelapan bulan Syawal, tepatnya usai puasa Syawal enam hari.

Hal ini berdasarkan sunah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa selama enam hari pasca Hari Raya Idulfitri. Berpuasa pada enam hari itu, sama dengan pahala berpuasa selama setahun penuh.

Beberapa literatur menyebutkan, bahwa tradisi itu dicetuskan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga atau Raden Said putra Adipati Tuban, Wilwatikta. Pada saat itu, murid kinasih Sunan Bonang ini memperkenalkan dua istilah bakda kepada masyarakat Jawa, yakni bakda lebaran dan bakda kupatan.

kupatan tugu jatim
Daun lontar yang digunakan untuk membuat selongsong ketupat. Foto: Rochim/Tugu Jatim

Bakda lebaran dipahami dengan dengan prosesi pelaksanaan salat Id 1 Syawal hingga tradisi saling mengunjungi sanak, keluarga, hingga tetangga untuk saling memaafkan sesama muslim.

Sedangkan Bakda kupatan dimulai sejak sepekan setelah Lebaran. Pada saat itu, pada umumnya masyarakat membuat ketupat, makanan yang terbuat dari beras yang dimasukkan dalam wadah anyaman daun kelapa maupun lontar berbetuk kantong dan dimasak hingga matang.

Setelah masak, ketupat tersebut diantarkan kepada sanak saudara terdekat yang lebih tua, sebagai simbol kebersamaan dan kasih sayang. Bagaikan anyaman daun lontar saling menyatu untuk menjaga isinya yang dianggap sebuah hubungan persaudaraan.

Filosofi Ketupat

Ketupat memiliki makna filosofi yang cukup dalam. Kanjeng Sunan Kalijaga mengistilahkan bahwa ketupat atau kupat adalah “ngaku lepat” atau dalam bahasa Indonesia mengakui kesalahan dan “laku papat” artinya empat tindakan.

“Ngaku lepat” atau mengakui kesalahan memiliki makna yang luar biasa. Di mana setiap orang harus berani mengakui keselahannya dan mau meminta maaf dengan sesama.

“Laku papat” artinya empat tindakan yakni memiliki makna Lebaran, luberan, leburan dan laburan.

Lebaran artinya akhir atau usai, yakni setelah sebulan lamanya berpuasa di bulan Ramadan siap menyonsong hari kemenangan.

Luberan atau kata asalnya luber artinya lebih. Maknanya kita diminta untuk saling berbagi dengan fakir miskin berbahagia bersama di hari nan fitri.

Leburan kata asalnya lebur atau menghapus atau habis, yakni sesama manusia harus saling meleburkan kesalahan yang ada dengan memaafkan satu sama lainya.

Terakhir, laburan (labur) yang artinya kapur yang memiliki sifat warna putih. Jika setelah meraih kemenangan, berbagi dengan sesama, dan saling memaafkan, makna yang didapatkan kembali fitri atau bersih seputih kapur.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...