MALANG, Tugujatim.id – Perbedaan antara Gen X dan Gen Z memang bisa terjadi dalam banyak hal. Namun, itu bukanlah penghalang bagi Amalia, seorang ibu berusia 53 tahun yang menjalankan bisnis di bidang kesenian, khususnya kerajinan decoupage, bersama anaknya, Azhario Thoriq yang usianya masih 22 tahun.
Kolaborasi bisnis mereka bernama Maquina Creativa X Amel Craft yang berdomisili di Jl. Bendungan Wonogiri No 4 Malang. Dengan menggabungkan keahlian mereka, keduanya dapat menawarkan produk seni yang beragam, dari ilustrasi manga hingga produk decoupage dengan desain yang unik.
Amel Craft, Bisnis Karya Seni Unik Menggunakan Media Tisu
Amel Craft adalah sebuah bisnis yang menjual produk-produk kerajinan decoupage yang dirintis Amalia sejak 2017. Bagi yang belum tahu, decoupage adalah seni menggunting dan menempel di berbagai media.
Amalia mengaku bahwa beliau sangat menikmati lukisan tapi tidak mempunyai kemampuan melukis.
“Dan melalui seni ini, saya bisa mewujudkan keinginan saya untuk bisa melukis,” jelasnya.
Namun, proses decoupage ini diakui cukup praktis dan tidak memakan banyak biaya.
“Karena seni decoupage ini kan bukan dilukis pakai tangan, Mas. Tapi, ini kan caranya yaitu pakai tisu lalu ditempelkan,” ungkapnya.
Maka dari itu, dia memilih untuk mengikuti pelatihan decoupage dan terus mengembangkan desain-desainnya ke media seperti tas, toples, dompet, botol, hingga pot. Produk-produk yang dijual di Amel Craft pun harganya beragam, rangenya dimulai dari Rp5.000-Rp150.000.
Dia menginformasikan bahwa bisnisnya sudah dijalankan via online maupun offline. Dia juga tidak bisa memungkiri bahwa sementara pembeli banyak mengetahui dan membeli produknya via offline. Sedangkan dari segi online, kebanyakan dari mereka membeli produknya via Instagram Amel Craft (@amelcraf001) dan WhatsApp.
“Iya sering lewat instagram. Oh iya, juga melalui status WA, terutama pembeli yang rata-rata usianya seperti saya,” jelasnya.
Maquina Creativa, Bisnis Seorang Remaja Pencinta Anime Berbentuk Digital maupun Konvensional
Tampaknya bakat seni tersebut menurun ke putranya yaitu Azhario Thoriq. Berkat dari kesukaannya terhadap anime, khususnya Furry Anime, Azhario memutuskan untuk berbisnis di bidang tersebut dengan membentuk Maquina Creativa.
Melalui akun Instagram @maquinacreativa89, Azhario mem-publish produk-produk digital art maupun dalam bentuk barang dengan berbagai macam karakter Furry Anime.
Sesuai dengan pelaku bisnisnya, pembelinya pun rata-rata adalah anak-anak Gen Z. Banyak pula anak-anak remaja, terutama pencinta Furry Anime yang berminat terhadap karya-karya Azhario.
Maquina tidak hanya menjual produk dalam bentuk rilisan digital, tapi juga terdapat dalam bentuk barang. Seperti gantungan kunci, hiasan dinding berupa art print dan aksesori lainnya dan lain-lainnya.
Range harga dari produk produk tersebut juga terbilang tidak mahal.
“Untuk range harganya dari Rp1.000-Rp30.000,” ungkap Azhario.
Selain menjual produk-produk dalam bentuk digital dan barang, Azhario menyalurkan hobinya terhadap Furry Anime dengan membuka kelas menggambar Anime Manga dan Furry.
Terdapat 2 tipe pembelajaran di kelas tersebut, yang pertama adalah Fun Class. Di tipe kelas ini siswa menggambar bebas tapi diberikan arahan dari pembimbing terkait teknik, kreasi, dan pengembangannya pada Manga dan Furry.
Tipe kedua adalah kelas khusus. Di kelas ini akan dijelaskan cara-cara menggambar anatomi tubuh, sketsa wajah, dan aspek lainnya pada Manga dan Furry. Azhario mengungkapkan bahwa kelasnya hanya dibuka secara offline.
“Iya, masih offline sejauh ini. Dan saya langsung datang ke rumah muridnya,” jelas Azhario.
Dia juga menjelaskan bahwa media menggambar yang digunakan juga bisa melalui 2 cara, yaitu melalui media digital maupun konvensional (di atas kertas).
Bisnis yang bersifat kolaboratif ini juga sering berpartisipasi ke dalam event-event yang berkaitan dengan UMKM, termasuk event EXPO BEF (Brawijaya Entrepreneur Festival) 2023 pada 30-31 Oktober 2023. Langkah tersebut tidak lain dilakukan mereka untuk mempromosikan bisnisnya.
“Ya untuk branding sih, Mas. Selain itu, juga sebagai sarana promosi kami melalui pameran-pameran UMKM seperti ini. Intinya, untuk penguatan promosi lewat offline,” ujar Amalia menjelaskan kerajinan decoupage hasil karyanya.
Writer: Rizal Kautsar
Editor: Imam A. Hanifah-Dwi Lindawati