TUBAN, Tugujatim.id – Masyarakat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur bersiap-siap untuk melaksanakan tradisi Colok-Colok yang berlangsung setiap malam ke-29 Ramadan. Prosesi tradisi berupa penyalaan lentera atau obor yang disusun dalam barisan tertentu.
Tradisi ini diyakini memberikan penerangan bagi keluarga yang meninggal. Karena arwah para leluhur dipercaya pada pada malam ke-29 pulang ke rumah masing-masing untuk meminta doa.
Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Tuban, Gunadi mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran yang dapat terjadi selama pelaksanaan tradisi tersebut. Meski tradisi ini memiliki makna keagamaan dan kebersamaan yang mendalam, namun ditekankan pentingnya keselamatan masyarakat dalam pelaksanaannya.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap risiko kebakaran yang dapat terjadi akibat penggunaan obor atau lentera saat tradisi colok-colok,” ujar Gunadi.
Damkar Tuban juga turut memberikan saran kepada masyarakat untuk menggunakan lentera atau obor yang aman dan tidak mudah menyulut api. Selain itu, mereka juga menyarankan agar tradisi Colok-Colok dilakukan di tempat terbuka yang jauh dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti rumah-rumah penduduk atau hutan.
Mengingat, pada tahun sebelumnya dengan tradisi yang sama, setidaknya dua rumah yang ludes dilalap si ‘Jago merah’. Salah satu penyebabnya colok-colok tidak diawasi, sehingga apinya merembet ke bangunan dan menyebabkan kebakaran.
“Jangan sampai hal serupa bisa terjadi kembali. Jadi kami meminta waspada,” tandasnya.
Diharapkan masyarakat Tuban dapat menjalankan tradisi Colok-Colok dengan aman dan tertib, tanpa mengorbankan keselamatan diri dan lingkungan sekitar. Semoga malam ke-29 Ramadan menjadi momen yang penuh keberkahan bagi seluruh umat Muslim di Tuban dan seluruh penjuru dunia.
Reporter: Mochamad Abdurrochim
Editor: Darmadi Sasongko