MALANG, Tugujatim.id – Penemuan mayat laki-laki terjadi lagi di Kabupaten Malang. Kondisi mayat ini ditemukan dalam keadaan mengapung di Sungai Brantas, tepatnya di Dusun Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Rabu siang (24/11/2021).
Awalnya mayat tersebut ditemukan warga bernama Maskur, 66, yang tengah mengunjungi kerambanya sekitar pukul 12.00. Sementara itu, Kapolsek Sumberpucung AKP Efendy membenarkan kabar penemuan mayat tersebut.
“Awalnya saat pelapor sampai di kerambanya. Dia melihat sesuatu yang mencurigakan tengah mengapung di samping kerambanya,” ungkap Efendy.
Dia melanjutkan, ternyata itu adalah mayat yang mengapung setelah didekati oleh warga tersebut.
“Setelah didekati, ternyata barang tersebut adalah mayat dalam posisi tengkurap,” imbuhnya.
Dia mengatakan, Maskur berusaha menarik mayat tersebut dengan menggunakan perahunya ke tepi sungai. Selanjutnya dia bersama perangkat desa melapor ke Polsek Sumberpucung.

Begitu mendapat laporan, pihak kepolisian segera mendatangi TKP. Tim Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) Polres Malang juga dikerahkan untuk mengidentifikasi mayat tersebut.
Dari pemeriksaan di lokasi TKP, mayat ditemukan dengan mengenakan kaus singlet warna hitam dan berambut putih. Selain itu, mayat dalam kondisi yang sulit untuk dikenali.
“Kondisinya sudah sangat mengenaskan,” ujar Efendy.
Dia melanjutkan, dari proses penyelidikan ditemukan sidik jarinya.
“Dari hasil penyelidikan dan pelacakan sidik jari, akhirnya tim INAFIS Polres Malang dapat menemukan rumus sidik jari yang sesuai dengan identitas korban,” jelas Efendy.
Korban tersebut teridentifikasi sebagai Malek, 71, warga Jalan Kalinyamat, RT 9, RW 3, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Hasil pemeriksaan korban oleh dokter forensik Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan. Sementara penyebab korban meninggal adalah mati lemas akibat tenggelam.
Menurut keterangan keluarganya, korban memiliki riwayat sering lupa ingatan dan sakit jiwa ringan. Korban juga sering keluar rumah tanpa berpamitan.
“Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan menyatakan menerima takdir kematian korban,” ujar Efendy.