MALANG – Usai viral Bupati Malang dangdutan, Muhammad Sanusi membuat sanggahan jika dirinya tidak dangdutan tetapi sedang electonan. Lalu apakah sebenarnya perbedaan dangdutan dan electonan menurut pakar musik?
Pakar Musik dari Universitas Negeri Malang (UM), Deny Handrianata Mahendra S Sn, mengatakan kalau dangdutan dan electonan sebenarnya sangat berbeda.
“Kalau dangdutan sebenarnya dari kata dangdut yang diimbuhi kata ‘an,’ artinya melakukan kegiatan dangdut-an,” ungkap Dosen Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (UM) pada Senin (10/08/2020).
“Jadi, dangdutan nitu sama seperti ska-an dan hardcore-an. Sehingga artinya melakukan sebuah aktivitas mendengarkan sebuah musik dangdut, dan ketika mendengar musik dangdut itu ada suatu interaksi antara si pendengar dan musiknya itu yaitu dengan berjoget itu tadi,” sambungnya.
Sedangkan electone bisa memakai lagu pop dan tidak harus dangdut. Karena electone adalah sebuah alat musik keyboard yang bisa disetting dengan lagu dangdut atau lagu pop.
“Jadi perbedaan dangdut dan electone adalah electon-an di sini artinya adalah memainkan alat musik electone yang diputar dengan lagu dangdut. Yaitu dimainkan dengan satu alat musik itu saja, yang di-setting dengan musik dangdut sehingga orang awam itu menyebutkan jika electonan itu dangdutan, padahal tidak,” tegasnya kembali.
Sebenarnya electonan bisa saja memainkan lagu pop sampai lagu reagge tidak masalah.
“Jadi, perbedaannya adalah kalau dangdutan itu sekelompok orang yang memainkan sebuah musik dangdut. Meskipun memutar tape kalau memainkan musik dangdut bisa saja disebut dangdutan,” tekannya sekali lagi.
Sedangkan electonan tidak bisa, harus diputar dengan alat musik keyboard yang dimainkan dengan gaya dangdut.
Namun, ternyata dangdutan dan electonan juga bisa disamakan jika genre musik yang dimainkan serupa.
“Persamaannya, dangdutan itu memutar musik dangdut entah dari tape, electone atau band. Kalau electon-an itu orang yang memainkan alat musik electone dengan style dangdut, jadi itu sama saja artinya dengan dangdutan,” jelasnya.
“Intinya sama-sama mendengarkan musik dangdut yang disitu ada interaksi antara musik itu dan pendengarnya. Dangdut itu istilahnya genre musik, orang melihat dangdut di TV saja bisa disebut dangdutan,” lanjutnya.
Sehingga, dapat disimpulkan jika kesamaan dangdutan dan electonan adalah sama-sama memutar lagu dangdut.
“Dangdut sendiri adalah genre musik, sehingga sama seperti ska, reage, punk dan rock. Jadi dangdut itu genre musik yang diadopsi dari India,” bebernya.
Terakhir, Deny menegaskan jika musik dangdut harus disertai dengan gendang.
“Dangdut harus ada irama gendang, karena dari suara gendang yaitu ‘ndut’ tapi kalau tidak ada gendangn itu dulu pakai ketipung,” tutupnya.
Reporter: Rizal Adhi Pratama
Editor: Gigih Mazda