Kamis, Januari 28, 2021
Tugujatim.id
Advertisement
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV
No Result
View All Result
Tugujatim.id
No Result
View All Result
Home Featured

Menelusuri Bahasa Walikan Sebagai Telik Sandi Aksi Gerilya Pimpinan Hamid Rusdi

Redaksi Penulis Redaksi
Agustus 27, 2020
in Featured, Pilihan Redaksi
bahasa walikan

Bahasa walikan hingga ini masih dipakai sehari-hari sekaligus sebagai identitas arek Malang. Nuwus Hebak jika dibalik menjadi 'suwun kabeh' atau jika diartikan berarti 'terima kasih semuanya.' (Foto: Dokumen Wearemania)

Share on FacebookShare on TwitterShare Whatsapp

Gerilya Rakyat Kota (GRK) Malang di bawah pimpinan Mayor Hamid Rusdi diakui menjadi pasukan paling ditakuti penjajah Belanda. Sepak terjang GRK di medan perang, khususnya selama Agresi Militer Belanda II tahun 1949 sangat tersohor berkat perlawanannya yang taktis dan gigih. Perjuangan tersebut juga tak lepas dari penggunaan bahasa walikan.

Padahal GRK jika dinilai secara objektif sangatlah lemah, baik dari segi jumlah pasukan maupun segi persenjataan. Namun dengan tekad kemerdekaan yang bulat, GRK nyatanya tumbuh menjadi kesatuan elit paling diwaspadai tentara musuh.

Berbagai macam perlawanan sengitnya nyaris tak terprediksi tentara musuh. Seperti taktik bumi hangus, pemboman jembatan, penghadangan hingga pembunuhan para spionase dan masih banyak strategi jitu lain yang dilancarkan GRK.

Penggunaan Bahasa Walikan sebagai Telik Sandi

Tapi tahukah anda apa yang membuat serangan yang dilancarkan pasukan GRK menjadi serangan paling sengit dan mematikan? Padahal pasukan GRK ini terdiri dari banyak kesatuan yang tersebar di berbagai wilayah berjauhan.

patung hamid rusdi
Patung Hamid Rusid di kawasan Jalan Ijen, Kota Malang. (Foto: Ulul Azmy)

Baca juga: Mengenang Hamid Rusdi, Otak di Balik Aksi Gerilya Kota Malang Paling Ditakuti Kompeni

Salah satu faktor keberhasilan ini yaitu penggunaan telik sandi berupa bahasa walikan yang digunakan untuk mengorganisir setiap serangan. Sebagai penghormatan atas sejarah, bahasa walikan kini menjadi identitas Arek-Arek Malang yang digunakan sebagai bahasa prokem sehari-hari khas Malangan.

”’Saya dibalik menjadi ayas, kamu dibalik menjadi umak, utas dibalik jadi satu. Ayas umak utas! Kera-Kera Ngalam Mbois Hebak,” ungkap Eko Irawan, pemerhati sejarah dari komunitas Reenactor Ngalam, Senin (17/8/2020).

Terkait asal-usul bahasa walikan sendiri, terang Eko, memang berawal dari kata sandi yang diperlukan untuk sarana komunikasi, menjamin kerahasiaan dan khususnya sebagai identifikasi pengenal mana kawan, mana lawan. Saat itu, 1949 silam, Belanda memang melakukan spionase alias menaruh mata-mata dalam setiap gerakan.

Saat itu, penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dalam setiap organisir serangan, rentan bocor karena dapat dipahami oleh mata-mata. Tentu saja, mata-mata yang dipasang juga sangat paham dengan bahasa Jawa.

”Sadar akan hal itu, akhirnya Hamid Roesdi bersama pemimpin kesatuan lain menciptakan kata sandi dengan membalik susunan huruf dalam sebuah kata untuk mengirim pesan pada pasukannya. Dia dan kawan-kawannya adalah Kera Ngalam pertama,” paparnya.

Bahasa Walikan sendiri tanpa harus diformulasikan sebagai telik sandi, sudah sarat akan kode dan sandi. Bahasa ini uniknya juga tidak terikat oleh tata bahasa yang umum dan baku. Ia, kata Eko, hanya mengenal satu cara, yaitu dengan cara pengejaan secara terbalik; dari belakang dibaca ke depan.

”GRK sendiri sangat solid. Berkat komitmen dan keakraban dalam pergaulan sehari-hari mereka tak butuh waktu lama untuk mengerti dan fasih dengan bahasa ini. Spion-spion pun kelimpungan. Nah, dari sinilah akhirnya ketahuan yang mana kawan, yang mana lawan,” jelasnya.

Selain Hamid Roesdi, lanjut dia, juga ada tokoh pejuang Arema bernama Suyudi Raharno yang juga ikut andil dalam tercetusnya kode bahasa walikan ini. Suyudi berakhir gugur di medan juang, disergap militer Belanda di wilayah Dukuh Gunuk Watu (kini daerah Purwantoro) pada September 1949.

Ada juga nama lain sebagai pencetus yaitu Wasito yang juga gugur dalam pertempuran sengit di wilayah Gandongan (kini Pandanwangi). Keduanya kini disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati, Jalan Veteran Kota Malang.

Sebagai Bahasa Khas Malangan

aremania
Bahasa walikan hingga saat ini masih terus digunakan masyarakat Malang. Misalnya suporter bola Aremania. (Dok Wearemania)

Tak hanya sebagai bahasa telik sandi pada masa perjuangan. Bahasa walikan, pada perkembangannya juga digunakan menjadi bahasa prokem (slang) khas di kehidupan sehari-hari. Bahasa ini kemudian juga menjadi bahasa slogan khas suporter Aremania dalam setiap spanduk dukungannya.

A Wahab Adhinegoro, Advokat yang juga pemerhati Boso Malangan menyebutkan, mulanya bahasa ini memang bersifat ekslusif (slang) atau hanya digunakan di kalangan terbatas/komunitas tertentu di medio 1950-an ke atas.

”Terutama digunakan sebagai bahasa slang sebuah kelompok komunitas di kawasan sekitar Pasar Besar Malang. Saat itu, perlu digarisbawahi, Bahasa Walikan belum menjadi ikon seperti saat ini,” terangnya.

Yang dimaksud kalangan tertentu ini, kata Wahab adalah komunitas para makelar di Pasar Comboran (pusat jual beli barang bekas) yang kemudian juga memiliki kosakata bahasa transaksi tersendiri.

”Artinya, bahasa malangan tidak hanya didasarkan pada konsep pembalikan kosa kata saja. Melainkan didasarkan atas suatu peristiwa. Ada kalanya juga bermula dari celetukan-celetukan spontanitas dari komunikasi verbal di antara mereka,” paparnya.

Ia mencontohkan, kosa kata yang didasarkan atas peristiwa misalnya kosa kata ‘sanjipak’ yang berarti penipu. Kemudian yang didasarkan atas celetukan spontanitas misalnya kosakata ‘yaolo’ yang juga memiliki arti serupa sanjipak alias penipu.

Dari Pasar Comboran ke Malang Raya. Bahasa ini semakin berkembang dan menemukan dinamikanya sejak digunakan oleh komunitas-komunitas lain di berbagai daerah Kota Malang. Ragam komunitas ini semakin menambah ragam dan corak kosa kata dan kelak (kini) menjadi bahasa ikon slang di keseharian Arek-Arek Malang.

 

Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Gigih Mazda

Tags: Bahasa WalikanHamid RusdikemerdekaanKota MalangMalangMalang Rayapahlawan
Previous Post

Kasus Positif ASN Pemkot Batu Jadi 23 Orang, Balai Kota Among Tani Disterilisasi

Next Post

Undiksha Sabet Predikat “The Best Campus” di Ajang Arubalympics 2020

Next Post
tim undiksha

Undiksha Sabet Predikat “The Best Campus” di Ajang Arubalympics 2020

  • Trending
  • Comments
  • Latest
kampus UM

Banyak Diincar Calon Mahasiswa, Ini Kampus Terbaik di Klaster 1 dan 2 Jawa Timur

Agustus 27, 2020
Polisi amankan barang bukti motor Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

Pelaku Pembacokan di Malang: Teman Dekat Sekaligus Tetangga

November 19, 2020
one piece 991 one piece volume 97

Spoiler One Piece 991: Jack Tumbang, Kinemon Tebas Napas Api Kaido

Oktober 15, 2020
Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Mencari Corona Lewat Puisi Marhalim Zaini

Agustus 27, 2020
biduan kena tipu

Modus Investasi Tembakau, Biduan Asal Malang Kena Tipu Rp 350 Juta

5
Kondisi pengungsian akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: BEN/Tugu Jatim)

Dua Desa di Lumajang Bertahan di Pengungsian Pasca-Erupsi Gunung Semeru

4
ilustrasi obesitas

Awas, Obesitas Tingkatkan Risiko Kematian COVID-19 hingga 48 Persen

4
senjata api

Polisi Bekuk Sindikat Senjata Api di Malang, Sita Belasan Pucuk Pistol

3
Musrenbang lanjut usia digelar Pemkot Malang untuk meningkatkan harapan hidup dengan beraktivitas. (Foto: Feni Yusnia/Tugu Malang)

Musrenbang Lansia, Kota Malang Dorong Angka Harapan Hidup Meningkat

Januari 27, 2021
CEO Tugu Media Group, Irham Thoriq; General Manager Tugu Jatim, Bayu Eka Novanta, dan pemilik restoran seafood Capiting, Yudistiawan. (Foto: Rangga Aji/Tugu Jatim)

Cerita Sukses Yudistiawan, Pemilik Restoran Seafood “Capiting” di Surabaya

Januari 27, 2021
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan selamat kepada Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri yang baru. (Foto: Rangga Aji/Tugu Jatim)

Khofifah Ucapkan Selamat pada Kapolri Baru, Komjen Listyo Sigit

Januari 27, 2021
Pemerintah tetap mendata warga yang ter-cover BPJS untuk vaksinasi. (Foto: Pixabay/Tugu Jatim)

Pemerintah Masih Mendata Penerima Vaksin yang Ter-Cover BPJS

Januari 27, 2021
Tugujatim.id

© 2019 - IT TUGUJATIM.

Pilihan Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Kerjasama

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Featured
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2019 - IT TUGUJATIM.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications