Mengenal Apa Itu Sandwich Generation dan Faktor Penyebab Kemunculannya

Gigih Mazda

Pendidikan

Ilustrasi sandwich dan sandwich generation yang merupakan generasi terhimpit generasi atas dan bawahnya. (Foto: (Pixabay)
Ilustrasi sandwich dan sandwich generation yang merupakan generasi terhimpit generasi atas dan bawahnya. (Foto: (Pixabay)
SURABAYA, Tugujatim.id – Istilah ‘sandwich generation‘ makin hangat di media sosial dan kalangan pemuda-pemudi. Situasi hidup yang terhimpit di antara kedua generasi atas dan bawah, berkewajiban untuk memenuhi hajat hidup orang tua, adik-adik, istri dan anak-anak. Kendati hal itu merupakan kewajiban budaya di Indonesia, namun, bila diamati dari perspektif psikologis dapat membuat subjek tertekan, stres, dampak paling buruk pada kesehatan mental dan kejiwaan subjek. Seperti yang disampaikan Nurul Hidayati MPsi Psikolog selaku Psikolog Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan pegiat akademisi sebagai Dosen Fakultas Psikologi di Universitas 45 Surabaya, berupaya menjelaskan kompleksitas ‘sandwich generation‘ kepada Tugu Jatim. “‘Sandwich generation’ ini sebenarnya bukan konsep yang benar-benar baru, ya. Sudah disampaikan oleh Dorothy Miller, seorang profesor dari USA pada tahun 80-an. Hanya, makin marak belakangan. Karena banyak keluarga saat ini yang komposisinya ‘sandwich-like’,” terangnya, Jumat (25/06/2021). Dikatakan ‘sandwich generation‘, jelas Nurul, karena keluarga-keluarga tersebut ‘terhimpit’ oleh dua kewajiban yang sama besarnya. Yakni, kewajiban terhadap orang tua yang tinggal bersamanya (‘care-giving’) dan bersamaan dengan itu, imbuh Nurul, ada pula kewajiban ‘parenting‘ terhadap anak-anak.

Kemunduran Usia Pernikahan, Sebab Munculnya Sandwich Generation

Di sisi lain, Nurul juga menegaskan bahwa salah satu faktor terbentuknya situasi ‘sandwich generation‘ yakni kemunduran usia pernikahan seseorang. Satu sisi, masih berkewajiban membiayai orang tua dan di sisi lain, anak-anaknya masih kecil, walau usianya sudah mulai menua. Energi untuk bekerja juga terdapat penurunan. “Sepemahaman saya, kian banyaknya ‘sandwich generation’, di antaranya disebabkan oleh kemunduran usia pernikahan. Sehingga, di satu sisi kondisi anak-anak masih kecil-kecil, masih butuh pengasuhan, pendidikan, dan lain-lain,” bebernya. “Secara intensif dan masih penuh menjadi tanggung jawab orang tua. Sedangkan di sisi lain, orang tua yang sudah lansia juga tinggal bersama para Ayah-Bunda ini. Sehingga, tanggung jawabnya menjadi dobel-dobel kan, ya,” lanjutnya.

Stres dan Salah Paham dalam Komunikasi, Akibat ‘Sandwich Generation’

Selain itu, jelas Nurul, ‘sandwich generation’ juga mempunyai potensi untuk membuat subjek yang berada dalam situasi terhimpit menjadi stres, tertekan, depresi, dan rentan salah paham dalam aspek komunikasi. Hal itu terjadi, imbuh Nurul, akibat adanya ‘gap’ atau rentang usia yang begitu senjang antara orang tua, anak-anak dan cucu-cucu. Ketiganya mempunya perbedaan generasi. “Muncul problematika terkait ‘stress‘ yang lebih banyak pemicunya, muncul ‘problem‘ juga terkait komunikasi yang bisa jadi kadang muncul kesalahpahaman antara Ayah-Bunda dengan ortu yang sudah lansia tersebut,” tuturnya. Apalagi, beber Nurul, problem utama yang sering jadi kendala subjek yang terhimpit oleh situasi ‘sandwich generation‘ yakni finansial, keuangan atau biaya hidup. Mengingat tanggung jawab dan tanggungan yang harus diselesaikan subjek begitu tinggi dan berkali lipat lebih banyak dari biaya hidupnya sendiri. “Atau antar anak-anak dengan kakek-nenek yang tinggal serumah. Timbul pula ‘problem‘ terkait beban finansial yang tentu cukup tinggi, mengingat tanggung jawabnya multi,” pungkasnya.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi

40 Tahun Berkarya, ParagonCorp Luncurkan Film ‘Mengusahakan Pertolongan Ilahi’ tentang Nurhayati Subakat

Darmadi Sasongko

  SURABAYA, Tugujatim.id – ParagonCorp merayakan hari jadinya ke-40 dengan cara istimewa, yakni dengan meluncurkan film inspiratif bertajuk ‘Mengusahakan Pertolongan ...

Rukyatul Hilal

Tidak Nampak Hilal di Mojokerto Akibat Faktor Cuaca

Darmadi Sasongko

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pemantauan Hilal 1 Ramadan 1446 Hijriah dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mojokerto bersama Tim Lembaga Falakiyah ...

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

Tiara M

Tugujatim.id – Dongeng selalu menjadi bagian dari kehidupan kita sejak kecil. Selain menghibur, cerita-cerita ini juga mengandung pesan moral yang ...

FotoJet 2025 01 20T154400420 2447421012

Petaka Gunung Gede, Ketegangan Memuncak di Balik Misteri Alam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Film “Petaka Gunung Gede” menjadi sorotan di dunia perfilman Indonesia dengan genre thriller yang menyajikan ketegangan maksimal. Menggabungkan ...

Satpol PP Kota Malang

17 Pasangan Open BO dan Mahasiswa Terciduk Satpol PP Kota Malang dari Rumah Kos

Darmadi Sasongko

MALANG, Tugujatim.id – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang menggerebek rumah kos kawasan Jalan Sigura Gura, Kota Malang ...

1 Ramadan.

1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025, Ini Penjelasan Menteri Agama

Dwi Linda

JAKARTA, Tugujatim.id – Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri ...