TRENGGALEK, Tugujatim.id – Candi Brongkah dikenal sebagai candi satu-satunya yang berada di Trenggalek. Candi yang telah ditemukan sejak tahun 1945 ini bagian bawahnya tergenang oleh air. Peninggalan berukuran 4 meter tersebut tetap dijaga dan diberi pembatas berupa pagar di sekelilingnya.
Genangan air yang berada di bawah candi tersebut disebabkan karena terdapat sumber mata air yang dekat dengan sungai. Maka dari itu terkadang setiap musim hujan candi tersebut tertutup oleh air sedangkan saat musim kemarau hampir tidak ada air di bawah candi tersebut.
Candi Brongkah masih berdiri dengan kokoh meskipun banyak batu-batu yang sudah tidak beraturan. Perawatan diberikan oleh pemerintah dan juga dari Museum Trowulan Mojokerto. Perawatan ini memberikan keamananan supaya situs candi tersebut tidak dirusak dengan membuat dinding di sekitar candi. Selain itu juga memberikan pagar pembatas di area luar candi.
Pihak pemerintah juga kerap mengunjungi candi ini sebanyak 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali untuk melihat situs Candi Brongkah tersebut.
Soim, salah satu warga di sekitar candi, mengungkapkan bahwa pengunjung yang datang saat ini tidak begitu ramai. Terkadang hanya 2 atau 3 orang yang datang.
“Kalau pengunjung setiap harinya itu hampir tidak ada, kalo hari libur biasanya juga ada kadang-kadang 2 atau 3 orang yang datang,” ujar pria berusia 59 tahun tersebut.
Soim yang juga juru pelihara candi mengetahui ada candi saat dia hendak membuat sumur di samping rumahnya. Pada saat itu dia melihat ada batu-batu yang bertumpuk setelah dia menggali tanah cukup dalam.
Dia langsung menghampiri kepala desa setempat untuk memberi tahu apakah tumpukan batu tersebut sebuah candi atau bukan.
“Setelah saya beritahu Kepala Desa setempat, langsung Pemkab Trenggalek serta Museum Trowulan Mojokerto kesini melihat penemuan tersebut sebuah candi atau bukan,” ujar Soim.
Setelah ditelisik, pemerintah mengungkapkan batu-batu tersebut merupakan sebuah candi peninggalan zaman dahulu. Juga ada beberapa benda seperti patung Bethari Durga, guci serta kendi yang ditemukan bersama candi tersebut.
Barang-barang peninggalan saat ini masih disimpan dan dipajang oleh Museum Trowulan Mojokerto. Soim mengaku dia tidak tahu sejarah dari Candi Brongkah tersebut.
“Kalau sejarahnya saya kurang tahu, tapi kalau kata orang dahulu candi tersebut peninggalan pada zaman Raja Erlangga,” kata Soim.
Nama istilah Candi Brongkah tersebut diambil dari dukuh di Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan. Menurut Soim, meskipun disaat libur panjang tidak ada pengunjung satu pun yang melihat candi tersebut.
“Saya juga tidak memungut biaya dari pengunjung yang datang kesini, saya juga membiarkan pengunjung yang tertarik entah karena penasaran atau ingin mengetahui sejarahnya,” kata Soim.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim