PAMEKASAN, Tugujatim.id – Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam terlihat duduk santai di pendoponya, sambil membaca buku karya Prof Dr Hamka berjudul ‘Falsafah Hidup’. Baddrut memang dikenal suka membaca, sejak mengenyam pendidikan kuliah dirinya melahap beragam bacaan ‘berat’.
Membaca, Menulis, dan Deretan Karya Baddrut Tamam
Kebiasaan itu tumbuh subur hingga kini. Baddrut rutin meluangkan waktu untuk merapal satu, dua, tiga bahkan lebih buku seperti novel, agama, filsafat, sufisme hingga terkait peraturan perundang-undangan. Terlihat ada sekitar 5-6 tumpukan buku di atas mejanya.
“Saya suka membaca buku dan bebas memilih buku apa saja yang saya baca. Kalau sekarang (sedang baca, red) ‘peraturan perundang-undangan’, kalau ramadhan tentang ‘menata hati dan sufisme’,” terangnya pada pewarta, Rabu (18/05/2021).
Selain membaca, Baddrut juga gemar menulis poin-poin penting dari seluruh momen hidup yang dikerjakan setiap hari. Disiapkannya papan tulis kecil, tiap malam hari sebelum tidur, dirinya mencatat satu kata yang mewakili semua kejadian dalam sehari itu.
“Dulu saat kuliah seneng nulis, saya membiasakan diri. Dari pagi sampai malam diingat (kegiatannya, red), ada papan tulis kecil, buat satu kata yang mewakili kegiatan seharian. Saya tulis sebelum saya tidur,” imbuhnya.
Berangkat dari pendidikan di Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Baddrut menjadi sadar bahwa banyak orang menganggap ‘jabatan’ itu ‘tujuan hidup’. Padahal, tujuan jabatan dan tujuan hidup justru untuk ‘menyejahterakan rakyat’.
“Orang kadang merasa jabatan itu ‘tujuan hidup’, bagi saya jabatan itu ‘alat perjuangan’. Beberapa orang jabatan dianggap tujuan, jadi tidak pernah sampai ke tujuan, padahal tujuannya menyejahterakan rakyat,” beber alumnus UMM angkatan 1999 tersebut.
Di sisi lain, Baddrut telah selesai menerbitkan satu buku. Namun, dalam waktu dekat ini, dirinya menyiapkan proses penerbitan bukunya yang kedua berjudul ‘wasiat untuk anak-anakku’, berisi kumpulan catatan kecil Baddrut yang diharap menginspirasi banyak orang.
“Kalau buku menerbitkan satu, mau diterbitkan lagi (judulnya, red) ‘wasiat untuk anak-anakku’ dan catatan kecil dari saya, misalnya. Buku itu di samping mengungkapkan sesuatu, moga-moga bisa menginspirasi (pembaca, red),” sambungnya.
Di bilik kerja Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, tampak istri dan empat anaknya sedang membaca buku. Baddrut memang sengaja, membudayakan empat anaknya untuk membaca dan menulis.
“Saya membiasakan anak-anak, sebelum membeli mainan, membeli buku dulu. Saya juga membiasakan diri untuk menulis, anak-anak pun juga membaca. Sehingga atmosfer di dalam rumah tangga kami ya membaca,” jelasnya.
Dari kecil sudah dibiasakan, jelas Baddrut, membawa oleh-oleh untuk anak selalu berupa buku, ‘ballpoint’, serta yang berkaitan dengan buku-buku. Hal itu dirinya lakukan agar terbentuk orientasi suka membaca dan menulis.
“Di samping ada permainan lain, tapi orientasinya anak-anak suka membaca dan menulis,” ucapnya.
Catatan Prestasi Baddrut Tamam dalam 100 Hari Menjabat Bupati Pamekasan
Ada prestasi luar biasa, Baddrut dalam 100 hari menjabat sebagai Bupati Pamekasan, telah mengantongi Rekor Muri 2 kali. Yakni, tentang Mobil Batik Pamekasan dan Mall Pelayanan Publik.
Baddrut mengatakan bahwa pemerintahan manapun, organisasi apapun, tidak bisa mendapatkan hasil luar biasa apabila terus memakai cara yang biasa-biasa saja, tegas Baddrut, perlu cara yang luar biasa.
“Tidak mungkin siapapun, ‘government’ apapun, organisasi manapun jika menggunakan cara biasa, tidak mungkin mendapatkan hasil luar biasa. Jadi untuk mendapatkan hasil yang luar biasa, perlu cara kerja yang luar biasa juga,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Baddrut juga memberikan contoh dan penjelasan mendalam terkait ketelitian, kreasi dan inovasi. Karena ketiga hal itu yang dapat mendorong produktivitas dan masyarakat menjadi nyaman.
“Cara ‘kerja luar biasa’ itu apa? Pertama, soal kecepatan. Kecepatan itu juga ada ‘ketelitian’. Yang kedua, ‘kreasi’ dan ‘inovasi’, menjadi kewajiban setiap pemimpin. ‘Kreasi’ aja tidak cukup, tapi butuh ‘cepat’,” tuturnya.
Untuk bisa mendapatkan ‘cepat’, imbuh Baddrut, maka ‘the dream team’, aparatur sipil, kepala dinas, harus bisa berpikir melesat, cepat, inovatif dan akuntabel. Beberapa kebiasaan lama yang tidak mendukung dapat dibenahi.
“Sekarang lumayan sudah punya ‘the dream team’, karena mengubah habit lama juga tidak mudah,” pikirnya.
“Cara lama yang digeser menuju cara baru juga butuh waktu, butuh ‘chemistry’, butuh edukasi, butuh transformasi, butuh atmosfer kerja, banyak kebutuhan untuk menciptakan itu,” sambungnya.
5 Program Unggulan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam
Selama 2 tahun 6 bulan menjadi Bupati Pamekasan, Baddrut menegaskan, harus sudah mampu menciptakan atmosfer itu. Baddrut sendiri punya 5 program unggulan dalam tugasnya menjadi Bupati Pamekasan.
“Ada 5 program unggulan, seperti reformasi birokrasi, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Semuanya nomer satu, tidak ada yang nomer dua. Misalnya, apabila reformasi birokrasi masih memakai habit lama, maka tidak mungkin bisa mengubah tujuan utama,” bebernya.
Kabupaten Pamekasan juga memberi beasiswa untuk siswa yang tidak mampu, jelas Baddrut, seperti pendidikan di jurusan kedokteran, sekolah kedinasan hingga disiapkan untuk menjadi tenaga kependidikan yang ada.
“Kami buat beasiswa untuk orang tidak mampu. Serta fasilitas untuk lulus di jurusan kedokteran, untuk lulus di sekolah kedinasan, untuk lulus di institusi tenaga kependidikan yang ada. Untuk warga Pamekasan yang tidak mampu, serta cerdas,” terangnya.
Baddrut ingin membantu anak-anak yang kurang mampu di Kabupaten Pamekasan, tadinya tidak mempunyai kompetensi apapun dapat menjadi berdaya dan bermanfaat untuk masyarakat.
“Jadi pikir saya, burung emprit bisa menjadi burung garuda. Orang yang biasa-biasa saja, akan menjadi orang yang begitu luar biasa. Apabila orang yang mau mendalami ilmu agama, berprestasi, kita kerjasamakan dengan lembaga mitra seperti pesantren,” jelasnya.
Apalagi yang paling menarik, sambung Baddrut, semua biaya hidup bagi siswa atau mahasiswa yang mendapat beasiswa pendidikan, akan dibiayai semua keperluan hidupnya hingga pendidikan tersebut selesai.
Program Pelatihan dan Modal Wirausahawan untuk Pemuda di Kabupaten Pamekasan
Selain soal pendidikan, Baddrut juga mematangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari pemuda-pemuda di Kabupaten Pamekasan, agar lebih berdaya dan kompeten, sehingga bisa menggerakkan perekonomian daerah.
“Kami juga punya program wirausahawan baru, kalau tahun ini sudah hampir 3 ribu orang yang kami latih, lalu mereka melatih, ada yang kami magangkan,” tuturnya.
Mulai dari alat produksi hingga pinjaman dengan bunga 0 persen, sudah dikemas oleh Baddrut Tamam. Terkait lokasi penjualan produk buatan pemuda atau rakyat, bernama ‘Wanira Mart’ (warung milik rakyat).
“Kami beri alat untuk produksi, kami juga beri pinjaman modal dengan bunga 0 persen. Lalu kami juga siapkan pasarnya, tahun ini pemerintah mau buat ‘Wamira Mart’ (warung milik rakyat, red) di 20 titik kabupaten,” tukasnya.
“Strategi yang saya pakai, yakni desa tematik. Jadi desa itu harus menemukan potensi ekonomi yang mau dikembangkan,” pungkasnya.