MALANG, Tugujatim.id – Berbagai tradisi unik tersaji di Indonesia, termasuk di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk diketahui, Manggarai merupakan daerah yang terletak di ujung barat Pulau Flores yang memiliki banyak tradisi. Salah satunya tradisi toka yang dilakukan untuk mengalihkan hujan. Seperti apakah tradisi ini?
Semua tradisi yang dilakukan masyarakat Manggarai mencerminkan kedekatan dengan sang Pencipta yang sering disebut sebagai Morin Agu Ngaran (Tuhan sang Pencipta), yaitu dekat dengan alam serta semua ciptaan-Nya. Kedekatan-kedekatan seperti ini sering masyarakat tunjukkan melalui berbagai ritual budaya untuk memperoleh kemurahan Tuhan dan Wura agu Ceki (arwah dari nenek moyang).
Masyarakat Manggarai memercayai bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi adalah atas dasar kehendak sang Kuasa. Semua ini merupakan milik sang Pencipta, termasuk hujan. Berbicara tentang hujan memang tidak terlepas dari posisi geografis Indonesia sebagai negara hutan hujan tropis.
Berbeda dengan sebagian masyarakat yang menggelar acara besar seperti penti (syukuran hasil panen), pesta pernikahan, pesta sekolah, acara adat, hari raya keagamaan, kampanye politik, dan event-event besar lainnya tentu tidak tidak menyukai akan adanya hujan karena akan menghambat jalannya kegiatan. Maka salah satu alternatifnya dengan menggelar tradisi toka. Ini adalah salah satu tradisi masyarakat Manggarai dalam mengalihkan hujan.
Kebiasaan masyarakat Manggarai pada musim panen atau event besar pasti akan menggelar tradisi toka (mengalihkan hujan). Menurut masyarakat Manggarai, toka adalah tradisi meminta kepada Dewa Bayu agar gumpalan awan di langit ditiup ke tempat lain supaya Dewa Surya tidak dihalangi sehingga aktivitas pemuaian berjalan dengan sesuai harapan.
Toka dapat dilakukan oleh pawang hujan (seseorang yang memiliki ilmu gaib dan dapat mengendalikan hujan). Biasanya mereka akan tinggal di tempat tertutup dan sepi ketika sedang melakukan ritual toka. Tapi, konon katanya si pawang hujan ini harus pantang bersentuhan dengan air sesudah melakukan ritual itu.
Dalam melakukan ritual toka tentu tidak sembarang orang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki keahlian dalam ilmu gaib. Berbagai bahan yang harus disiapkan oleh seorang pawang hujan di antaranya garam, tembakau, dan lain-lainnya, kemudian dibakar pada tungku api.
Sebelum melakukan ritual, biasanya sang pawang melakukan mantra semacam perjanjian dengan leluhur untuk tidak hujan sesuai permintaan dari sang pawang. Hal semacam ini sering terjadi, dalam kehidupan masyarakat Manggarai ketika ada acara adat serta event besar.
Biasanya sebelum mulai kegiatan besar, panitia kegiatan atau orang yang dipercayai untuk minta kesediaan pawang hujan untuk melakukan sesuatu dalam hal ini “Toka”(mengalikan hujan). Jadi untuk mendatangkan sang pawang, tentu setiap daerah pasti berbeda. Ketika musim panen dan acara adat di Manggarai, cara untuk mengundang pawang hujan cukup dengan sebungkus rokok.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim