MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kedai Sedulur Papat di Kota Mojokerto menjadi ruang berekspresi bagi banyak komunitas. Dialah Joko Trisma Kusdianto yang mendirikan kedai kopi ini di Gedongan Gang 9, Magersari, Kota Mojokerto.
Semangat ingin memberi ruang ekspresi bagi komunitas menjadi alasan bagi Joko Trisma Kusdianto mendirikan kedai kopi yang dikemas dengan nuansa klasik ini. Kedai ini pun memang sering disambangi beberapa komunitas.
Nah, komunitas yang dimaksud oleh Joko beraneka ragam. Mulai komunitas seni, kendaraan roda dua seperti motor custom, termasuk pula komunitas penulisan buku sering singgah ke kedai milik Joko.
“Ibaratnya mau bikin acara, bikin event pasti kami support. Selama acara yang dibikin itu memang untuk pengembangan dan kebaikan komunitas juga,” kata Joko, Rabu (08/11/2023).
Usaha milik Joko dinamai dengan Kedai Sedulur Papat. Artinya, sedulur papat diambil dari bahasa Jawa. Namun, Joko bertitik tekan pada kata sedulur yang berarti saudara. Sementara kata papat adalah nomor empat, nomor dari tempat yang sekarang disulap Joko menjadi kedai.
“Sedulur itu karena bagi kami siapa pun yang datang ke kedai kami itu sudah dianggap seperti saudara. Jadi, semangatnya itu seduluran, persaudaraan,” terang Joko.
Karena itu, Joko ingin membawa suasana seperti rumah sendiri, feel like home. Hal ini dia buktikan dengan seringnya menggelar acara-acara komunitas tanpa memungut biaya.
“Kadang ada teman dari kalangan motor custom bikin acara sharing-sharing gitu. Ada pula acara dari orang-orang yang suka nulis buku, mereka bikin diskusi. Kami fasilitasi tanpa biaya,” beber Joko.
Berdasarkan pengamatan Tugu Jatim, ada pernak-pernik tempo dulu yang tertata di kedai kopi milik Joko. Ada tatanan meja dan kursi klasik yang sengaja dipertahankan untuk menciptakan suasana masa lalu.
Beberapa rak buku juga tertata rapi. Koleksinya beragam, mulai bertema berat hingga ringan seperti koleksi novel atau cerpen.
“Itu memang untuk teman-teman dari komunitas yang suka nulis. Kami sediakan space buat nongkrong sambil nulis,” tutur Joko.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati