Tugujatim.id – Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Sandiaga Salahuddin Uno, menguraikan beberapa tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan sebagai negara terbesar Asia Tenggara.
“Ekonomi kita terbesar di Asia Tenggara. Seberapa besar? Nah, tahun 2025, porsi nilai transaksi ekonomi digital diproyeksikan mencapai US$ 133 Milyar atau sekitar Rp1826 Trilyun. Ini akan menjadi tantangan sekaligus peluang. Ekonomi digital kita akan menjadi unggulan,” kata dia.
Pemaparan ini disampaikan pada acara seminar nasional dalam bidang bisnis dan wirausaha, Selasa (28/09/2021). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Statistik Universitas Syiah Kuala tersebut mengangkat tema Bisnis Kreatif di Era Digital, Mendukung Ekonomi Indonesia Tangguh dan Tumbuh.
Pria akrab disapa Sandiaga Uno itu menambahkan mengenai sektor-sektor ekonomi yang berkembang pesat. Dalam hal ini adalah bidang fashion, kriya, dan kuliner. Bidang tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat 3 dalam pengembangan ekonomi kreatif, hanya kalah dari AS dan Korea Selatan.
Namun, alumni Wahington University itu menyoroti peran masyarakat Indonesia yang kurang maksimal dalam penggunaan internet. Dia menyayangkan aktivitas masyarakat yang cenderung menggunakan internet untuk rekreasi saja, bukan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan
“73,7 persen populasi kita adalah pengguna internet. Peluang besar bagi ekonomi kreatif digital karena aktivitas paling dominan adalah interaksi melalui medsos. Sayangnya, medsos hanya dipakai untuk update status, kepo-kepoan, komen-komenan tanpa menggunakan secara optimal untuk berjualan online atau kemampuan kita mencetak konten-konten kreatif,” pungkasnya.
Tak kalah pentingnya, Sandiaga menekankan pentingnya teknologi sebagai sebuah kesadaran global. Kesadaran tersebut dapat berupa literasi teknologi dan kemampuan kita mengolah informasi dari mana saja.
“Nah, di sinilah kita mustinya berpikir bagaimana kita justru menggunakan internet ini sebagai bagian daripada transformasi digital kita untuk mendorong sektor ekonomi kreatif menjadi mitigasi pandemi,” kata dia
Kemudian, dia tidak lupa mengajak USK (Universitas Syiah Kuala) untuk sama-sama membangun komitmen dalam mengembangkan ekonomi kreatif sebagai pilar utama ekonomi nasional. Mereka menaruh harapan pada generasi milenial yang akan menjadi garda terdepan penciptaan peluang di bidang ekonomi kreatif.
Sementara itu, dalam seminar yang diikuti 700 peserta tersebut, Rektor Universitas Syiah Kuala berharap kegiatan itu dapat memberikan manfaat meskipun diselenggarakan secara virtual.
“Kami berharap kegiatan ini tidak kehilangan maknanya sebagai forum ilmiah yang sarat dengan kerja-kerja intelektual,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Nasional Kewirausahaan STAT Explore 2021.
Selain itu, dia mengatakan bahwa tema dan narasumber yang dihadirkan sangat relevan dengan perkembangan teknologi digital, khususnya dalam bidang ekonomi.
Selain Menparekraf, seminar yang merupakan bagian dari rangkaian acara STAT Explore 2021juga menghadirkan beberapa pemateri lainnya, yaitu Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti, Ketua Komite 1 DPD RI Fachrul Razi, dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Mardani H. Maming.