News  

Menyambut Senin dengan Perasaan Bahagia

Rahayu SJ, Mahasiswi IAI Al Qolam Kabupaten Malang.
Rahayu SJ, Mahasiswi IAI Al Qolam Kabupaten Malang. (Foto: Dokumen)

Oleh: Rahayu SJ, Mahasiswi IAI Al Qolam Kabupaten Malang

Tugujatim.id – “Yah, besok sudah Senin lagi!”, “Hm, besok kembali ke rutinitas lagi,” atau “Aduh, kenapa cepat sekali sih Minggu ke Seninnya? Belum puas istirahat!” Pernah kamu mendengar kalimat di atas? Atau mungkin, kamu sendiri yang mengucapkannya?

Ya, kalimat tersebut tidak jarang terlontar dari mulut kita. Senin sore, selalu menjadi waktu-waktu berat karena ingat bahwa besok sudah Senin. Banyak deadline yang harus diselesaikan seminggu ke depan, banyak rapat yang harus dihadiri, banyak kegiatan yang harus dijalankan, belum lagi tugas-tugas mendesak yang meraung-raung untuk diselesaikan. Ya, mengeluh pun jadi jalan.

Saya sering mengalami fase itu. Tapi itu dulu. Kini, saya mulai nyaman dengan kebiasaan baru untuk menyambut Senin dengan lebih bahagia. Apa kebiasaannya?

Refleksi diri.
Apa itu refleksi diri?

Refleksi diri adalah bagian dari proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti pengalaman, kebiasaan, dan keputusan. Refleksi diri bisa membantu Anda untuk menjalani hidup yang lebih baik ke depannya.

Meminjam kutipan milik Sokrates, “Hidup yang tidak ditelaah, tidak layak dijalani.” Hidup yang ditelaah, mampu memberikan efek nyaman pada diri, sebab, kita lebih mengenal apa yang sedang kita rasakan, inginkan, dan capai dalam hidup. Dua tahun terakhir, saya mulai belajar memahami (menelaah) diri. Dan itu pengalaman yang sangat menyenangkan!

Setiap Minggu sore, saya menyempatkan diri duduk di kamar, mengambil buku catatan, dan bolpoint. Sebelum menulis target mingguan, saya biasanya bertanya terlebih dahulu apa saja evaluasi minggu kemarin. Apa hal baik yang saya lakukan dan apa saja hal yang tidak perlu saya lakukan. Setelah mengevaluasi pribadi, saya mulai menyusun target satu minggu ke depan. Membuat table-tabel, dan mulai menulis nama hari dalam satu minggu. Saya bentangkan kertas, mulai mengisi dengan agenda-agenda. Ini memudahkan saya untuk mengetahui kapan waktu kerja, waktu beristirahat, dan waktu libur saya.

Merefleksikan apa yang ingin saya capai dalam tiap minggunya, membuat pikiran saya tidak penuh. Saya tidak perlu lagi khawatir jika ada tugas yang terlewat karena di catatan saya, sudah ada jadwalnya semua, bahkan sekecil kapan saya harus membaca artikel-artikel.

Dengan rutin merefleksikan diri, kita menjadi lebih dekat dengan diri sendiri. Kita juga mulai sadar apa saja yang perlu kita lakukan dan tidak dalam hidup. Seperti kata Marissa Anita, “Orang yang kenal diri lebih bisa menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Seperti semua manusia, ia akan berhadapan dengan liku-liku kehidupan. Tentu ia kadang masih merasa kesal, terganggu, cemas, panik, stress. Namun tantangan ini bisa ia hadapi dengan lebih tenang dan bijak.”

Selamat merefleksikan hidup!