PASURUAN, Tugujatim.id – Modus sindikat penimbun BBM subsidi di Pasuruan diungkap Bareskrim Polri. Tiga tersangka penyalahgunaan BBM subsidi diduga menggunakan plat nomor palsu sampai akali barcode Pertamina untuk melancarkan aksinya.
Wadir Tipidter Bareskrim Polri Kombespol Nunung Syaifudin mengatakan bahwa tersangka sindikat penimbun BBM yaitu AW, 50; BPF, 23; dan S, 50, punya beragam cara modus untuk bisa membeli solar bersubsidi. Di antaranya, dengan bergonta-ganti plat nomor palsu pada armada truk tangkinya.
Tidak hanya itu, PT MCN (Mitra Central Niaga) diduga juga punya akal licik mengganti barcode Pertamina untuk mengelabui petugas SPBU.
“Hal itu untuk mengelabui syarat pembelian BBM subsidi sehingga bisa membeli secara berulang dalam jumlah banyak,” ujar Nunung pada Selasa (11/07/2023).
Bareskrim Polri bahkan berhasil menyita 12 pasang plat nomor kendaraan palsu. Selain itu, juga diamankan sebanyak 32 kertas barcode QR Code Pertamina.
Puluhan plat nomor palsu dan barcode Pertamina ini disita dari tersangka S, 55, warga Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Tidak sampai di situ, masih ada akal bulus para tersangka untuk menjalankan bisnis ilegal penimbunan BBM subsidi di Pasuruan. Mereka memodifikasi tangki truk pengangkut BBM.
“Truk tangkinya dimodifikasi di bagian bawahnya sehingga bisa menampung BBM lebih banyak,” ungkapnya.

Dari hasil bisnis ilegal penimbunan dan penyalahgunaan BBM subsidi tersebut, tiga tersangka bisa mendapat omzet hingga Rp2,7 miliar dari penjualan 300.000 liter. Mereka bisa meraup untung hingga Rp660 juta dengan menjual kembali solar subsidi dengan harga tinggi dan label BBM non subsidi.
Diberitakan sebelumnya, Bareskrim Polri menyegel tiga gudang atas kasus dugaan penimbunan BBM subsidi di Kota Pasuruan. Satu gudang bengkel mobil nomor 106 di Jalan Kyai Sepuh, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, disegel pada Rabu (05/07/2023). Kemudian gudang dan kantor PT MCN di Jalan Komodor Yos Sudarso, Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, disegel pada Kamis (06/07/2023).
Terakhir gudang parkir truk tangki di Jalan Komodor Yos Sudarso, Kota Pasuruan, disegel pada Jumat (07/07/2023).
Bareskrim Polri menetapkan tiga tersangka sindikat penimbun BBM bersubsidi di Pasuruan. Yakni, pemilik modal PT MCN, berinisial AW, 50, warga Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Lalu manajer keuangan dan koordinator lapangan PT MCN, BFP, 23, warga Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Terakhir, penyedia truk tangki BBM S, 55, warga Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Ketiganya disangkakan Pasal 55 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Pasal 40 Angka 9 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Juncto Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP. Ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp60 miliar.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati