SURABAYA, Tugujatim.id – Kamu tahu nggak kalau di Surabaya terdapat Monumen Kapal Selam (Monkasel) yang bukan sekadar replika melainkan asli yang pernah digunakan TNI AL? Kapal selam ini pernah digunakan dalam beberapa operasi militer di Indonesia, lho! Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!
Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya merupakan bentuk asli dari kapal selam KRI Pasopati 410, yang menjadi bagian dari Armada Kapal Selam TNI AL di Kawasan Timur. Kapal selam ini dibuat pada tahun 1952 oleh Uni Soviet yang sekarang dikenal sebagai Rusia. KRI Pasopati 410 mulai beroperasi pada tahun 1962 dan aktif selama hampir 30 tahun sebelum akhirnya dinonaktifkan pada tahun 1989.
KRI Pasopati 410 memiliki sejarah yang sangat berkesan, salah satunya adalah perannya dalam Operasi Trikora tahun 1962. Operasi ini dilakukan untuk memastikan Irian Barat tetap menjadi bagian dari Indonesia. Berkat kemampuan tempurnya, KRI Pasopati 410 berhasil menyelesaikan berbagai misi besar, termasuk menenggelamkan kapal perang musuh di perairan Irian Barat.
Setelah pensiun, para purnawirawan prajurit kapal selam mengusulkan agar KRI Pasopati 410 dijadikan monumen sebagai sarana edukasi dan penghormatan terhadap sejarah maritim Indonesia. Usulan ini akhirnya terwujud pada tahun 1995 dengan lokasi Monkasel Surabaya yang strategis, tepat di Jalan Pemuda, Surabaya.
Proses pembangunan monumen dimulai pada 1 Juli 1995 dan berlangsung selama tiga tahun. Monkasel Surabaya akhirnya diresmikan pada 27 Juni 1998 oleh Laksamana TNI Arief Kushariadi, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf TNI AL.
KRI Pasopati 410 adalah kapal selam tipe SS Whiskey Class yang dibuat oleh Uni Soviet. Kapal ini memiliki dimensi panjang 76 meter dan lebar 6,30 meter, dengan kemampuan melaju hingga kecepatan 17 knot di permukaan dan 15 knot di bawah air. Kapal ini diberi nama Pasopati karena diambil dari senjata pamungkas Arjuna dalam cerita Mahabharata, yang melambangkan kekuatan dan ketepatan.
Selama masa operasinya, KRI Pasopati 410 dikendalikan oleh 14 komandan perwira dan selalu ikut dalam misi besar. Salah satu keberhasilan yang paling dikenang adalah menghancurkan kapal musuh dalam Operasi Pembebasan Irian Barat. Keberhasilan ini turut berkontribusi pada Persetujuan New York, yang akhirnya mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
Sebelum dibawa ke Indonesia, para pelaut muda TNI AL terlebih dahulu menjalani pelatihan di Vladivostok, Uni Soviet. Mereka belajar mengoperasikan kapal selam ini dalam kondisi perairan yang sangat dingin, dengan bahasa Rusia sebagai pengantar. Pelatihan intensif tersebut membuktikan komitmen tinggi para awak kapal selam dalam menjaga kedaulatan Indonesia.
Monkasel Surabaya terletak di Jalan Pemuda Nomor 39, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Lokasinya sangat mudah dijangkau karena berada di pusat kota, dekat dengan Plaza Surabaya, Sungai Kalimas, dan Stasiun Gubeng.
Kamu dapat mengunjungi Monkasel Surabaya setiap hari, mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB. Dengan jam operasional yang panjang, kamu punya banyak waktu untuk menjelajahi monumen ini.
Salah satu hal yang paling menarik di Monkasel Surabaya adalah kesempatan untuk menjelajahi bagian dalam kapal selam asli. Di dalamnya, kamu bisa melihat langsung berbagai bagian kapal, termasuk mesin yang dulu digunakan untuk menjalankan misi penting. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, saat KRI Pasopati 410 beroperasi di medan perang.
Nggak cuma itu, Monkasel Surabaya juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang bikin kunjungan kamu makin seru. Ada video rama yang memutar dokumentasi sejarah kapal selam, live music untuk hiburan, dan kolam renang anak yang cocok buat kamu yang datang bersama keluarga. Kamu juga bisa menikmati perjalanan menyusuri Sungai Kalimas dengan perahu motor yang disediakan oleh pengelola.
Buat kamu yang penasaran ingin berkunjung, harga tiket masuk Monkasel Surabaya cukup terjangkau. Kamu cukup membayar tiket seharga Rp15.000 per orang.
Kalau mau menambah pengalaman, ada pilihan untuk naik perahu motor di Sungai Kalimas dengan biaya tambahan Rp20.000. Harga ini sepadan dengan pengalaman unik yang akan kamu dapatkan.
Beberapa pujian dilayangkan beberapa konsumen yang telah mengunjungi Monkasel Surabaya melalui ulasan Google Maps. Salah satu pujian datang dari akun @Ri** Pat** yang mengatakan bahwa tempat ini masih sangat terawat, dilengkapi AC, dan menarik khususnya untuk anak-anak.
“Museum yang terbuat dari kapal selam asli. Pengunjung bisa masuk dan melihat2 ke dalam kapal selam yang masih sangat terawat, bersih, dan sudah dilengkapi AC. Tiket masuk hanya 15 ribu saja, tidak ada batas waktu berkunjung. Sangat mengasyikkan terutama untuk anak2. Semoga area sekitar museum bisa lebih dimaksimalkan lagi, misalnya dibangun kantin yang lebih representatif dan nyaman, menjual suvenir2 ttg museum kapal selam,” ucapnya.
Pujian lain juga datang dari akun @Pri** Mar** yang berpendapat bahwa pengalaman yang akan didapatkan ketika berkunjung ke tempat ini sepadan dengan harga tiket yang ditawarkan, pelayanan petugas yang ramah, serta tempat berada di tengah kota sehingga mudah dijangkau.
“Bener bener feel masuk ke kapal selamnya dapet. Nggak rugi kesini, tiketnya murah bisa buat pembelajaran seumur hidup dan merasakan gimana kehidupan di dalem kapal selam. Bisa ajak anak juga kesini buat explore kapal selam dan sekitarnya. Petugasnya juga sangat ramah ada guidenya jadi pengunjung dipandu dan dijelaskan detail tentang kapal selamnya. Lalu selanjutnya ke studio diorama yang bisa lihat cinematic sejarah kapal selam Indonesia. Sungguh sangat bangga dan terharu, rekomen deh kesini. Tempatnya juga di tengah kota jadi mudah dijangkau dengan transportasi umum,” pujinya.
Itulah informasi rinci mengenai sejarah hingga ulasan pengunjung Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya. Monumen ini merupakan tempat yang cocok buat kamu yang ingin belajar sekaligus menikmati sejarah operasi militer di Indonesia.
Pengalaman masuk ke dalam kapal selam asli, melihat mesin-mesin bersejarah, hingga mendengar cerita tentang misi-misi besar yang pernah dijalankan, akan memberikan wawasan baru tentang perjuangan maritim Indonesia. Jadi, apakah kamu tertarik mengunjunginya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Penulis : Ebenhaezer Parningotan Silaban/ Magang
Editor: Darmadi Sasongko