BOJONEGORO, Tugujatim.id – Total 92 pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro Masa Khidmat Tahun 2020-2025 akhirnya secara resmi dikukuhkan oleh MUI Jawa Timur, di Ponpes Al-Rosyid Jalan KH R Moch Rosyid, Dander, Bojonegoro, Minggu (7/3/2021).
Acara tersebut dihadiri Ketua MUI Jawa Timur, Ahsanul Haq; Ketua MUI Bojonegoro Alamul Huda; perwakilan dari NU; Muhammadiyah; LDII Bojonegoro. Serta segenap OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda), Ormas (Organisasi Masyarkat), jajaran OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan stakeholder se-Bojonegoro.

Ketua MUI Jatim, Ahsanul Haq berharap setelah ini MUI Bojonegoro dapat melaksanakan tugas secara maksimal.
“Tentu dengan harapannya MUI Bojonegoro ini bisa lebih maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, bisa lebih optimal di dalam merajut ukhuwah, baik ukhuwah islamiah, ukhuwah watoniah dan ukhuwah baysariyah,” ujar Ahsanul, Minggu (7/3/2021).
Menurutnya bahwa semua jabatan yang diterima merupakan amanah dari Allah, sehingga para pemimpin yang telah ditunjuk harus menjalankan dengan sebaik-baiknya.
“Nah yang terpenting ketika kita melaksanakan amanah tersebut dengan baik, maka otomatis balasannya di dunia, dan khususnya di akhirat. Ini yang perlu dicermati pengurus MUI yang baru saja dikukuhkan,” jelas Ahsanul.
MUI Jatim Berharap MUI Bojonegoro Mampu Perhatikan Generasi Muda
Dalam sambutannya Ahsanul Haq juga berharap MUI Bojonegoro mampu memperhatitan generasi muda sebagai pemimpin masa depan.
“Kita yang sepuh ini cepat atau lambat akan kembal kehadirat Allah SWT, pengganti kita yang sepuh ini tidak lain adalah generasi muda,” ujarnya.
Masih dalam penjelasannya, ada beberapa kelompok yang mempengaruhi pemuda Indonesia, dengan cara merusak moral dan fikiran melalui budaya, pergaulan bebas, serta obat-obatan terlarang.
“Kalau pemuda kita ini akalnya tidak berfungsi, sehingga ketika generasi tua sudah meninggal, kita tidak memiliki orang-orang yang mampu menggantikan generasi tua,” kata Ahsanul.
“Kapal yang kita tumpangi dengan negara Indonesia, kalau pemudanya sudah rusak pikirannya, rusak moralnya, lambat laun akan tenggelam sendiri,” tambahnya.
Hal tersebut, lanjut Ahsanul, merupakan tantangan terseberat bagi MUI tingkat Kabupaten Bojonegoro, tingkat provinsi, maupun pusat.
Ia berharap MUI khususnya di wilayah Bojonegoro memiliki perhatian khusus terharap anak mudanya, agar mampu meraih cita-cita, sehingga bisa menggantikan para pemimpin yang sudah saatnya purna tugas.
MUI Bojonegoro Siap Dikritik dan Membangun Bangsa-Negara

Sementara itu, Ketua Umum MUI Bojonegoro, Alamul Huda menyampaikan jika nantinya mereka akan bersama-sama dan bekerja sekaligus berbuat dan berjuang untuk masyarakat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami siap untuk dikritik untuk membangun, karena pemimpin kalau tidak mau dikritik tidak akan bisa menjadi pemimpin maju, maka harus siap dikritik yang membangun,” ujar Gus Huda, saapan akrabnya.
“Ketika kami membuat kebijakan harus satu arah dengan kebenaran Indonesia. Kami sampaikan bahwa perjuangan MUI sangatlah besar dan kami bangga,” imbuh Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Rosyid ini.
Gus Huda sangat bangga saat rakor dan pengukuhan yang datang bukan hanya lintas pejabat tetapi semua organisasi masyarakat, kepemudaan, partai politik di Kabupaten Bojonegoro.
“Tanda isyarat dalam memperjuangkan agama dan masyarakat. Karena sebagai pelayanan umat dan Mitra pemerintah Bojonegoro,” tambahnya.
Pihaknya juga menginginkan semuanya dapat berjalan dengan baik. Terlebih ketika stakeholder mampu menyatukan satu langkah makan tidaklah sulit untuk meningkatkan ekonomi keumatan.
“Ketika stakeholder mampu menyatukan langkah bersama, tentu tidak sulit untuk meningkatkan perekonomian umat,” ungkapnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengibaratkan Indonesia sebagai sapu lidi yang tidak dapat membersihkan kotoran jika hanya satu batang yang digunakan.
“Indonesia ini ibaratnya sapu lidi, kalau pengen Indonesia bagus lihat itu pelangi, Allah menciptakan pelangi karena ada keanekaragaman yang luar biasa, sapu lidi itu banyak, tpi ketika semua stakeholder jalan sendiri-sendiri, ini akan menimbulkan disintegrasi bangsa,” ujar Gus Huda, yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro.
Ia berharap Indonesia mampu bersatu membangun kebangsaan yang diwarnai dengan ukhuwah islamiah, ukhuwah basyariyah watoniah. Dengan itu, maka tantangan sebesar apapun dapat diatasi. (Mila Arinda/gg)