Tugujatim.id – Garuda Literasi (Gardasi) sebagai komunitas literasi kembali menggelar acara Ngobrol Santai Literasi untuk kali ketiga pada Selasa (27/07/2021). Dalam Ngobrol Santai Literasi kali ini bertema “Seni Membaca, Menulis, dan Bercerita Cerdas” dengan menghadirkan Hendro Fujiono, Co-Founder Fujishepherd, sebagai narasumbernya.
Webinar yang diadakan melalui Zoom Meeting Conference ini diadakan khusus bagi member yang telah terdaftar di komunitas Gardasi. Selain itu, ternyata masyarakat umum juga bisa melihatnya secara live streaming di YouTube.
Apa sih tujuan diadakannya acara Ngobrol Santai Literasi kali ini? Tentunya agar pemuda Indonesia makin melek literasi, misalnya bagaimana mempelajari seni dalam membaca suatu tulisan serta seni dalam menulis dan menceritakan suatu hal.
Also Read
Co-Founder Fujishepherd Hendro Fujiono mengatakan, memang tingkat literasi di Indonesia menempati ranking 62 dari 70 negara. Dia melanjutkan, hal itu menunjukkan bahwa literasi di Indonesia masih berada dalam kondisi buruk.
Padahal, sebagai negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia, jumlah pengguna smartphone di Indonesia pun terbilang cukup tinggi dengan persentase 63,3% pada 2019. Hal tersebut tentu tidak sejalan dengan pemanfaatannya dalam melakukan kegiatan literasi untuk mencari dan mengolah berbagai informasi yang tersedia.
“Bagi saya, literasi yang bermakna itu minimal ada 2 dimensi. Yaitu, mendapatkan informasi dan memahami makna yang disampaikan oleh penulisnya serta manfaat apa yang didapat setelahnya,” ucap Hendro Fujiono.
Dari pengalaman yang diperoleh oleh Hendro Fujiono selama menyelesaikan S-2 hingga S-3 di Amerika menunjukkan bahwa membaca bagi sebagian orang merupakan sebuah kebutuhan hingga hiburan. Di mana hal tersebut justru berbanding terbalik saat dia sekolah di Indonesia yang selalu merasa dipaksa untuk membaca atau melakukan kegiatan literasi.
Hendro melanjutkan, sebenarnya paling utama dalam berliterasi, yaitu harus senang terlebih dulu, kalau tidak nantinya akan merasa terpaksa dan akhirnya berujung pada hal yang kurang bagus.
“Energi itu tidak boleh habis untuk melakukan hal-hal yang tidak penting, baik kita sebagai penulis maupun saat kita membaca suatu hal yang harus bisa memiliki self control,” ujarnya.
Saat membaca, dia mengatakan, yakinlah aktivitas itu akan menambah ilmu dan memberikan makna untuk kita. Bukan hanya dari makna dari buku, tapi makna dalam kehidupan kita sendiri.
“Untuk lebih luasnya, makna tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” ucap Hendro di akhir sesi webinar.
Untuk diketahui, Gardasi (Garuda Literasi) sebagai komunitas literasi mencoba menyatukan seluruh pemuda Indonesia untuk membentuk ekosistem yang saling support dalam meningkatkan minat literasi seluruh pemuda pada usia 15-25 tahun. Sebagai bagian dari Pondok Inspirasi, Garuda Literasi akan terus mencoba berkembang dan melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia untuk menyatukan minat seluruh pemuda Indonesia soal literasi.