SURABAYA, Tugujatim.id – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur menggelar Apel Kesiapan Larangan Mudik Hari Raya Idul Fitri 1441 H di Lapangan Mapolda Jatim, Senin (26/04/2021). Hal tersebut sekaligus sebagai pertanda operasi penyekatan larangan mudik di Jawa Timur mulai dilaksanakan.
Apel tersebut dihadiri langsung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, serta anggota TNI-Polri maupun PNS dan seluruh unsur komponen bangsa.
Nantinya, seluruh personel gabungan disiagakan di sejumlah titik pos penyekatan guna mengantisipasi masyarakat yang mudik ke wilayah di Jawa Timur.
Masih Boleh Lakukan Perjalanan asal Tunjukkan Surat Bebas Covid-19

Meski demikian, Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Suharyanto menyampaikan jika saat ini pihkanya masih memperbolehkan perjalanan masuk di kawasan Jawa Timur.
“Pemerintah sudah memberikan batasan bahwa mulai tanggal 22 April sampai 6 Mei 2021 ini, masih diizinkan perjalanan masuk Jawa Timur tentunya. Tetapi, harus menunjukkan surat bebas Covid-19,” tutur Pangdam V Brawijaya Mayhend Suharyanto.
Mayjend TNI Suharyanto turut menjelaskan, setelah tanggal 6 Mei 2021, masyarakat tidak diperkenankan lagi menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum untuk mudik. Penyekatan tersebut juga salah satu wujud pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran virus Covid-19 di Jawa Timur.
“Setelah sampai nanti tanggal 16 Mei 2021, selesai hari raya, itu tidak boleh lagi (mudik, red). Seluruh transportasi umum, nanti tidak beroperasi. Nah, di sinilah tugas aparat Polri dibantu TNI dan komponen bangsa yang lain, melaksanakan penyekatan-penyekatan,” tuturnya.
7 Titik Penyekatan Masuk Wilayah Jatim, 21 Titik Penyekatan Antar Kota
Selain itu, Mayjend TNI Suharyanto menyebut ada 7 titik penyekatan untuk masuk ke Provinsi Jawa Timur. Sedangkan untuk antar kota di Provinsi Jawa Timur, ada 21 titik penyekatan, yakni di Madiun-Magetan, Madura sisi selatan, Madura sisi utara, Gerbang tol Ngawi, Gerbang tol Probolinggo.
Ada juga di wilayah Gresik-Lamongan, Nganjuk-Jombang, Jombang-Mojokerto, Blitar-Kediri, Kediri-Malang, Bojonegoro-Tuban, Ngawi-Madiun, Sidoarjo-Pasuruan, Mojokerto-Sidoarjo, Pasuruan-Probolinggo, Probolinggo-Situbondo, Pasuruan-Malang, Malang-Lumajang, Situbondo-Banyuwangi, Jember-Lumajang dan Ngawi Madiun.
Jangan Sampai Kejadian di Luar Negeri Terjadi di Indonesia
Para personel gabungan akan segera di plot sesuai daerah masing-masing yang telah ditentukan, diharapkan personel gabungan mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya agar dapat mengantisipasi virus Corona varian baru tidak masuk dan menyebar di Jawa Timur.
“Seperti kita ketahui bersama, situasi yang berkembang, khususnya terkait Covid-19, di beberapa negara di luar Indonesia, baik di Amerika, Amerika Latin, di Eropa, di Asia Selatan, dan yang ekstrim mungkin para anggota pun mengetahui yaitu di India, terjadi lonjakan peningkatan Covid-19 yang luar biasa,” jelasnya.
“Jangan sampai, kejadian yang seperti saya sampaikan di luar Indonesia ini juga menimpa negara kita, bahkan di Jatim. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, bertindak tegas tapi tetap humanis,” imbuh Mayjend TNI Suharyanto yang juga Inspektur Apel Kesiapan Larangan Mudik.
Pangdam V Brawijaya Minta Warga Tetap Jalankan Prokes
Pihaknya juga mewanti-wanti untuk tetap menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau yang biasa disebut dengan TKI, yang belakangan ini cukup banyak datang ke wilayah Jawa Timur, yang semula 1 bulan hanya 500 sampai 700 PMI. Terlebih, dirinya juga menuturkan untuk tetap melakukan antisipasi serta bekerjasama dengan sejumlah instansi terkait.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur pun tetap mengaku menaruh perhatian dengan hal itu, dengan harapan para PMI yang terlanjur masuk ke beberapa wilayah Jatim, tak membawa virus varian baru atau mutasi virus baru tersebut.
“Untuk kemarin saja, hampir 2.000 PMI ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Apalagi para PMI ini disinyalir membawa virus-virus varian baru, membawa virus yang belum terdeteksi. Ini pun menjadi pokok perhatian kita bahwa kalian (personel gabungan, red) nanti di samping melaksanakan penyekatan pengamanan larangan mudik, juga akan dilibatkan dalam proses pengurusan PMI tersebut,” pungkasnya.