BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik bagi masyarakat guna mencegah persebaran Covid-19, kecuali bagi mereka yang memiliki tujuan nonmudik dan ingin bepergian ke luar kota. Hal ini membuat armada bus di Terminal Rajekwesi Bojonegoro dipastikan tetap melayani penumpang dengan syarat yang telah ditentukan.
Koordinator Satuan Pelaksana (Korsapel) Terminal Rajekwesi Bojonegoro Budi Sugiarto menjelaskan, penumpang yang diperbolehkan bepergian menggunakan bus dengan syarat membawa surat keterangan dari instansi terkait.
“Jadi, selama larangan mudik pada 6-17 Mei itu bus di sini (Terminal Rajekwesi) boleh beroperasi, tapi untuk yang nonmudik dan harus membawa surat keterangan. Misalnya kalau orang mau bekerja, ya nunjukin surat dari perusahaan,” ujar Budi Senin (03/05/2021).

Pihaknya juga telah menyiapkan beberapa pendukung, seperti meja dan petugas yang nantinya akan melakukan pemeriksaan pada penumpang yang datang.
“Kami juga sudah menyiapkan meja di pintu masuk keberangkatan buat nanti orang yang mau naik harus nunjukin surat,” tambah Budi.
Sebelumnya, dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021, peniadaan mudik dilakukan untuk segala moda transportasi.
Baik itu transportasi darat, kereta api, laut, dan udara lintas kota, kabupaten, provinsi, dan negara sebagai upaya pengendalian mobilitas selama Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah.
Namun ada pengecualian perjalanan, yakni: kendaraan pelayanan distribusi logistik dan pelaku perjalanan dengan keperluan mendesak untuk kepentingan nonmudik.
Sementara pelaku perjalanan dengan keperluan mendesak untuk kepentingan nonmudik yang dimaksud, yaitu:
1. Bekerja atau perjalanan dinas.
2. Kunjungan keluarga sakit.
3. Kunjungan duka anggota keluarga meninggal.
4. Ibu hamil yang didampingi oleh 1 anggota keluarga.
5. Kepentingan persalinan yang didampingi maksimal 2 orang.
Pengecualian perjalanan ini disyaratkan memiliki print out surat izin perjalanan tertulis atau surat izin keluar/masuk (SIKM).