Tugujatim.id – Penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) menuju siaran TV digital mendapat perhatian dari pakar elektronika digital IPB University. Dia adalah Mafuddin Zuhri. Dosen di Fakultas MIPA ini membedah kehebatan TV digital yang saat ini sedang digencarkan oleh pemerintah dalam acara diskusi publik virtual sosialisasi ASO bersama DPR RI Komisi 1 pada Senin (13/6/2022).
Menurut Mafuddin teknologi digital ada sejak kemunculan teknologi semi konduktor. Dulu orang buat TV tabungnya besar-besar. Energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gambar juga sangat besar bisa mencapai kilovolt (kV).
“Sementara dengan teknologi semi konduktor yang kemudian dikembangkan ke perangkat digital, maka jauh sekali penghematan energinya. Artinya, energi yang dibutuhkan sangat kecil. Dan, itu yang diimplemetasikan di TV digital,” kata dia.
Dari situ dapat dibedakan antara yang digital dan yang analog. Menurutnya, sistem analog adalah kombinasi dari beberapa perangkat yang dirancang untuk mengolah besaran fisis dalam bentuk analog. Sementara sistem digital adalah kombinasi dari beberapa perangkat yang dirancang untuk mengolah besaran fisis dalam bentuk digital.
“Besaran fisis ini banyak, kalau di sekitar kita adalah suhu badan. Dulu sebelum ada termominter digital, suhu badan diiukur menggunakan termomiter air raksa yang digerak-gerakkan itu lalu kemudian muncul tanda yang ditasir,” kata dia.
Hal ini menurtu Mafuddin tidak efektif, ketidak efektifan teknologi analog ini bisa dilihat di era Pandemi Covid-19 ini. Bisa dibayangkan betapa repotnya ngecek ratusan orang yang mau masuk mall dengan menggunakan termometer analog.
“Pada termomiter digital tinggal dihadapkan, lalu hasilnya jauh lebih presisi ketimbang analog,” kata dia.
Karena itu, imbuhnya, teknologi digital memiliki beberapa kelebihan di antaranya mudah didesain, informasinya mudah disimpan, memiliki keakuratan yang lebih tinggi, operasinya dapat diprogram, relatif tahan terhadap noise, rangkaiannya mudah dipabrikasi.
“Kalau teknologi analog butuh perangkat yang lebih besar untuk menyimpan informasi, sementara digital tidak perlu. Pada analog ada noise berupa sinyal-sinyal pengganggu, di digital ada juga pengganggunya tetapi relatif tahan,” kata dia.

Teknologi Digital Pada TV
Lebih lanjut Mafuddin mengajak membanding kan beberapa insfrastruktur TV yang ada saat ini. Misalnya, yang ada saat ini yang digunakan namanya jaringan TV broadcasting atau jaringan terestrial yang sinyalnya diantarkan melalui gelombang radio.
“Ini adalah infrastruktur yang banyak penggunaannya, yaitu TV broadcasting yang masih analog,” kata dia.
Kemudian ada TV kabel. Jenis ini hanya ada di beberapa daerah saja. Tidak menggunakan antena.
“Sinyal TV kabel diantarkan melalui kabel,” katanya.
Ada TV satelit. Biasanya digunakan di daerah yang tidak ada infrastruktur internetnya dan sinyal TV juga sangat jauh. Maka yang paling baik adalah menggunakan jaringan TV satelit.
“Karena satelit itu ada di ruang angkasa yang bisa menjangkau banyak wilayah, bahkan tidak hanya di satu negara bisa ke negara lain.Ccontohnya, satelit Indonesia saat ini Telkom satu yang dulunya Palapa. Itu bahkan bisa menjangkau hingga ke negara tetangga,” kata dia.
Lalu, TV mengguanakan jaringan internet atau biasa disebut IPTV. Jaringan TV ini melalui perangkat mobile. Jadi fiturnya bisa nonton di HP.
“Dari semua jaringan TV ini yang tidak bayar hanya jaringan TV broadcast atau TV digital. Kalau pakai setelit harus bayar ada sewa satelit yang dishare, pakai TV kabel juga bayar, IPTV harus ada koneksi internet dan itu bayar, mobile TV lewat operator juga bayar,” kata dia.
Lalu bagaimana cara keja TV digital ini? Menurut Mafuddin cara kerja jaringan TV digital dan analog hampir mirip, perbedaannya hanya pada sinyalnya saja.
“Kalau sinyal TV digital menggunakan digital, kalau analog menggunakan sinyal radio,” kata dia.
Lebih jelas, dia mendeskripsikan kerja analog dan digital. Misalnya, katakanlah pembuat konten di stasiun-stasiun penyiarnya, misalnya RCTI, ANTV, TVOne, dst pada TV analog. Konten yang dibuat itu mengandung dua hal yaitu gambar dan suara. Sebelum konten itu disiarkan pada klienatau penonton harus diubah dulu.
“Karena kalau disiarkan dalam format gambar atau suara langsung itu butuh antena yang panjanganya bisa 1 kilometer, bayangin di rumah kita ukuran antenanya sebesar 1 kilometer dan banyak yang pasang seperti itu,” kata dia.
Maka maka untuk memperkecil dan mempermudah penyiaran pada Tv analog itu, caranya mengguanakan gelombang elekromagnetik. Lalu dikirimkan melalui stasiun pemancar ke semua arah.
Kemudian tempat-tempat yang menerima sinyal tersebut mengolah sinyal yang didapat ke perangkatnya, biasanya disebut didemodulasi.
“Analoginya, data kita yang akan kita kirimkan itu ditumpangkan ke angkot. Angkotnya adalah gelombang elektromagnetik. Lalu dibawa sampai ke rumah kita, itu penerimaannya di ruamh kita berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh soal jangkauannya yang berbeda,” kata dia.
“Maka gambar yang sampai kadang berupa noise, muncul bayang-bayang, dst,” paparnya.
Tetapi berbeda dengan sinyal digital yang tahan kepada noise. Kalau kiriman data itu tidak sampai pada suatu tempat, maka tidak akan muncul gangguan, gambarnya pun juga tidak muncul tapi tidak bergantung pada jarak. Jadi relatif stabil.
“Itulah makanya disebut gambarnya bagus, suaranya jernih dan canggih. Kenapa canggih? Karena bisa disematkan beberapa fitur di dalam teknologi digital,” kata dia.
Nah kerennya lagi, TV digital bisa menyimpan informasi, sehingga penonton bisa melihat siaran yang sebelumnya sudah tayang.
“Untuk bisa menonton siaran sebelumnya cukup diset jam tayang yang akan muncul di TV digital,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim