TUBAN, Tugujatim.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melaksanakan panen raya padi di lahan pertanian Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Rabu (01/11/2023). Panen raya ini hasil penggunaan pupuk organik.
Gubernur Khofifah memanen padi jenis Inpari 50 di lahan sawah seluas 380 ha dengan produksi rata-rata per hektare, bisa mencapai 11 ton gabah kering panen (GKP).
Khofifah mengatakan, pihaknya sangat takjub dengan hasil produksi padi di Kabupaten Tuban, khususnya pada panen raya kali ini. Sebab, ada kesadaran kolektif kelompok tani untuk bisa memakai pupuk organik. Mantan menteri sosial ini juga menyampaikan dengan komposisi 1:6 pupuk kimia dan organik, banyak sekali kelebihan dari penggunaannya. Seperti unsur hara tanah bisa terjaga. Proses pengolahan tanah jika kimia ke kimia semakin lama mengeras dan haranya makin turun.
“Ada hal menarik lainnya. Jika beralih dari kimia ke pupuk organik, biasanya produksi menurun dulu. Dipanen selanjutnya baru naik. Beda yang di sini. Setelah peralihan dengan penggunaan organik, langsung naik hasilnya,” ucap Khofifah.
Dia menyarankan, pertanian di Tuban ini menjadi referensi baru bagi gabungan kelompok tani (gapoktan) lainnya di Jawa Timur. Bahwa memakai pupuk organik, hasilnya lebih menguntungkan.
Bandingkan seperti yang ada di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, ini dari hasil panen sebelumnya menggunakan pupuk kimia, mencapai produksi maksimal 7 ton saja. Namun setelah sedikit ada peralihan dengan mencampurkan juga pupuk organik bisa mencapai 12 ton.
“Alhamdulillah luar biasa hasilnya. Ini patut jadi contoh oleh petani lainnya. Tidak hanya di Jawa Timur saja, tapi daerah lainnya. Menggunakan organik pas operasional turun. Tapi, hasilnya meningkat,” ucap perempuan yang juga menjabat ketua Umum Muslimat NU ini.
Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengatakan tidak ada hambatan berarti dalam panen Tuban, khususnya di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut, dia menyebutkan, karena skill para petani yang sudah mumpuni.
“Di sini, tidak kemarau tetap bisa menanam. Karena kelompok taninya sudah melakukan manajemen pertanian sangat bagus. Salah satu yang dilakukan adalah memaksimalkan hibah dari Bengawan Solo yang dialirkan ke sini dan juga penggunaan organik seperti kata Bu Gubernur tadi,” katanya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati