SURABAYA, Tugujatim.id – Dikenal sebagai pencetus sekaligus penggiat kesenian ludruk di Jawa Timur, Cak Kartolo sukses menciptakan guyonan yang menggelitik sekaligus menyentil.
Puluhan tahun sudah sejak 1960-an, Cak Kartolo mulai menjajal panggung hiburan dari satu titik ke titik lainnya. Konsistensinya membawa dan melestarikan kesenian ludruk tak cukup hanya diberikan dua jempol semata.
Di momen HUT ke-78 RI ini, di halaman Gedung Grahadi Surabaya saat upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan RI, Gubernur Jawa Timur memberikan penghargaan Jer Basuki Mawa Beya kategori perak kepada Cak Kartolo.
Penghargaan tertinggi atas jasa dan kontribusi yang bermanfaat di bidang tertentu tersebut diberikan kepadanya atas dasar perannya menjadi patron seniman Jawa Timur yang memberikan kesejahteraan pelaku seni, khususnya di kidungan Jula Juli.
Lalu, pria yang berusia 76 tahun tersebut dinilai aktif berpartisipasi dalam sosialisasi pemerintah ke publik lewat kidungan.
Kemudian, ia dinilai menjunjung tinggi nilai dan norma kemanusiaan dalam setiap materi lawakannya. Serta, memberikan ciri khas yang kuat, khususnya khazanah kebudayaan dan tradisi di Jawa Timur.
“Kita bangga, kita terus berkarya di bagian hiburan termasuk lawak sampai kapanpun,” kata Cak Kartolo pada Kamis (17/8/2023).
Menurutnya, kini lawakan ludruk mulai berkembang seiring berkembangnya zaman dan selera. Adanya stand up menjadi pewarna dunia lawakan Indonesia. “Lawak sekarang modelnya banyak yang stand up comedy sendirian. Dulu saya melawak dengan grup, kalau sekarang ada Percil,” ucapnya.
Pria yang juga aktif melanglang di dunia akting ini berharap, meski mulai tergerus zaman, kesenian ludruk tak boleh sirna. “Kalau anak mau melestarikan kesenian daerah bukan hanya ludruk saja. Dan saya pengin anak muda melestarikan kesenian daerah, khususnya ludruk,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti