Tugujatim.id – Pandemi Covid-19 yang melanda hampir dua setengah tahun membuat cara mengajar di sekolah berubah, yaitu menjadi online. Para siswa sudah terbiasa dengan daring. Kini pandemi perlahan mulai menghilang, sekolah tatap muka mulai digelar. Hanya saja perlu penyesuaian lagi bagi siswa yang sudah terlanjur menjadi generasi online.
Irma Silvianti, salah satu guru di SMA Kornita IPB University, memiliki caranya sendiri untuk merangkul para generasi online tersebut.
Menurut Irma, sapaan akrabnya, berbgai pengalamannya terkait bagaimana mengimbangi dan merangkul ‘generasi online’ dalam sesi belajar mengajar di kelas.
Kunci dari pembelajaran, kata dia, adalah selalu memberikan contoh serta mau mengikuti perkembangan teknologi melalui pelatihan-pelatihan yang ada untuk meningkatkan kapabilitas dari setiap guru.
“Perkembangan teknologi adalah tuntutan, kita harus ikut pelatihan dan berani mencoba,” ucap perempuan 49 tahun tersebut saat ditemui pada 5 September 2022 lalu.
Guru mata pelajaran geografi tersebut juga suka memberi contoh melalui apa saja yang ada di sekitar. Misalnya, memberi pertanyaan mengenai fenomena atau kejadian apa yang ada di sekitar dan berkaitan dengan topik pembelajaran.
“Misal saya tanya ke murid, menurut kalian difinisi penelitian itu apa? Lalu apakah macet yang terjadi di bogor bisa dijadikan penelitian,” ucapnya.
MAsih kata Irma, pembelajaran masa kini tidak bisa disamakan dengan sistem pembelajaran masa lalu. Dia lebih mengedepankan belajar bareng dibanding dengan guru datang ke kelas dan memberikan tugas lalu ditinggal.
Lebih lanjut, harapan beliau untuk pendidikan yang ada di Indonesia bahwa anak harus dibiarkan untuk berekspresi namun masih berpegang pada karakter dan sopan santun. Para murid juga tidak boleh terlalu terpaku pada hal kecil.
“Siswa harus lebih banyak peduli dengan lingkungan,” tutupnya.
Catatan ini adalah bagian dari program Jelajah Jawa-Bali, tentang Inspirasi dari Kelompok Kecil yang Memberi Arti oleh Tugu Media Group x PT Paragon Technology and Innovation. Program ini didukung oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, Genara Art, Rumah Wijaya, dan pemimpin.id.