TUBAN, Tugujatim.id – Hingga saat ini terjadinya pandemi Covid-19 masih sangat berdampak pada segala sektor, termasuk perekonomian di Indonesia. Bahkan, imbasnya juga merembet ke ketersediaan lumbung pangan. Karena ruang gerak dibatasi, membuat hasilnya tidak maksimal karena untuk mengendalikan penyebaran wabah Covid-19.
Agar bisa memotivasi lumbung pangan bisa terjaga dengan baik, bahkan diharapkan melimpah. Pemerintah Desa (Pemdes) Jetak, Kecamatan Montong, Tuban, menggelar lomba panen raya. Perhelatan tersebut diikuti 22 petani di desa setempat.
Kepala Desa Jetak Zakky Mubarrok Aly menyebutkan, gelaran ini bertujuan memberikan greget atau semangat pada petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Sebab, ukurannya desa bisa maju dilihat dari hasil pertanian yang melimpah ruah sehingga perekonomian desa bisa meningkat.
“Ini baru kali pertama digelar dan semoga ke depannya bisa jadi event tahunan,” kata pria yang akrab panggil Zakky ini.

Sementara itu, Camat Montong Suwoto mengatakan, Kecamatan Montong merupakan salah satu penghasil padi terbaik setelah Plumpang dan Widang. Rata-rata hasil panen padinya bisa menghasilkan 9 ton lebih per hektare.
“Tahun 2019, alhamdulillah, kami menang juara 3 di tingkat kabupaten. Waktu itu yang kami ikutkan kebetulan Desa Pucangan,” kata Suwoto.
Pihaknya berharap inovasi terus dilakukan, selain semangat untuk meningkatkan produksi. Dan juga evaluasi untuk produksi berikutnya agar hasil lebih memuaskan.
“Kami berharap event ini bisa digelar secara rutin setiap tahun. Kalau perlu juga ada di tingkat kecamatan biar nyambung. Jadi antar desa produk pertaniannya,” ujarnya.
Di tempat yang sama, ketua panitia Lomba Panen Raya Miftahul Huda menjelaskan teknis penilaian menggunakan cara ubinan atau ukuran 6,25 meter persegi digunakan untuk mengambil hasil panen padinya. Kemudian dua ubinan diambil, lalu dirontokan bulir padinya, kemudian ditimbang hasilnya.
“Dari dua ubinan kami timbang, kemudian dibagi dua dan dikalikan seribu enam ratus. Sebab, asumsinya, lahan bisa dipanen mencapai 1.600 ubinan per hektare,” ungkapnya.
Untuk diketahui, proses perlombaan panen raya dimulai sejak 2-10 Maret 2021. Dan ada 22 peserta dalam lomba ini. Dan masing-masing peserta memperebutkan hadiah uang tunai.
Pemenang pertama mendapatkan Rp 1 juta, pemenang kedua Rp 750 ribu, dan pemenang ketiga Rp 500 ribu. Sedangkan tiga juara harapan mendapatkan masing-masing Rp 250 ribu. (Mochamad Abdurrochim/ln)