TUBAN, Tugujatim.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban menargetkan angka stunting di Bumi Wali bisa turun menjadi 17 persen pada akhir 2023. Sebelumnya, di akhir 2022, angka stunting di Tuban mencapai 24,9 persen.
“Saya menargetkan turun menjadi 17 persen di akhir tahun 2023, dan 14 persen di tahun 2024 sesuai target nasional,” ujar Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky saat kegiatan Rembug Stunting Tahun 2023, di Gedung Pemkab Ruang Rapat Lantai 3 Setda Tuban, pada Kamis (8/6/2023).
Lindra, sapaan akrabnya, meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tuban untuk berinovasi dan melakukan pengembangan tentang cara penyampaian program stunting kepada masyarakat.
“Metode yang digunakan diharapkan bisa ngena ke masyarakat, bisa lewat pendekatan budaya, masuk ke pengajian misalnya, ajak Bu Nyai, Pak Kiai, untuk sampaikan pentingnya penanganan stunting, atau ke acara arisan,” ucap eks Anggota DPRD Provinsi Jatim ini.
Menurutnya, cara penyampaian perkara stunting masih terlalu kaku, sehingga membosankan hingga tidak dipahami dengan baik. Maka dari itu, diharapkan dapat melibatkan semua unsur tokoh masyarakat yang berpengaruh di kalangan warga.
“Untuk itu, acara seperti ini jangan seremonial saja, namun harus ada output nyata setelah ini. Saya menunggu ide-ide dan inovasi baru bapak-ibu,” ucap Ketua DPD Partai Golkar Tuban ini.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Bambang Priyo Utomo berujar akan segera melaksanakan instruksi bupati untuk melakukan metode pendekatan budaya kepada masyarakat pada program penurunan angka stunting. “Iya, segera kita laksanakan dengan forkopimka masing-masing, agar lebih memasyarakat,” ujarnya.