BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pemutakhiran data berbasis SDGs Desa per 30 Mei 2021, pukul 02.00 WIB, Bojonegoro menempati urutan kedua se-Jawa Timur dengan persentase 76,17%. Dari 1.301.635 jumlah penduduk, Kabupaten Bojonegoro telah menyelesaikan sejumlah 991.449 penduduk.
Suistanable Development Goals (SDGs) Desa merupakan program baru dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, dengan tujuan pengumpulan serta pemutakhiran data. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan SDGs ditegaskan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan. Pendataan data ini direncanakan akan berkelanjutan sampai 2030.
Kepala Dinas PMD Bojonegoro Machmuddin menyampaikan, instrumen penilaian di SDGs lebih mendetail serta mencakup semua lini dari individu, keluarga, warga, dan desa.
“Sasaran pemutakhiran data tersebut yang membedakan antara FDGs dan IDM yang hanya berbasis data per desa. Data ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber serta tolok ukur kebutuhan desa,” ungkap Machmuddin.
Selain itu, menurut dia, pendataan SDGs ini berkesinambungan dengan pemutakhiran Indeks Desa Membangun (IDM) 2021. Berbicara tentang IDM di Bojonegoro, jumlah status desa mandiri di Kabupaten Bojonegoro pada 2021 ini terhitung meningkat. Ada 65 desa yang naik kelas menjadi desa mandiri.
“Tahun 2020, ada 38 desa mandiri dan 2021 meningkat jadi 103 desa. Total dari 419 desa, yaitu 103 desa mandiri, 254 desa maju, dan 62 desa berkembang,” terangnya.
Machmuddin berharap, database ini nantinya bisa dipelihara serta dikembangkan dengan baik. Melalui data analisis tersebut dapat dimanfaatkan oleh desa untuk mendorong program-program pembangunan desa yang lebih bermanfaat.
“SDGs mungkin memang sebatas survei untuk pemutakhiran data, tapi jika desa bisa memanfaatkan, lalu menghasilkan analisis yang strategis ini juga akan bermanfaat untuk Pemkab Bojonegoro dalam melakukan program pembangunan berbasis desa,” tuturnya.