PASURUAN, Tugujatim.id – Jumlah penduduk miskin di Kota Pasuruan, Jawa Timur, mengalami penurunan pada 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pasuruan, di 2022, jumlah penduduk miskin Kota Pasuruan mencapai 13.020 jiwa atau sekitar 6,37 persen dari jumlah total penduduk.
Jumlah ini menurun sekitar 0.51 persen dari jumlah penduduk miskin di 2021 yang mencapai 13.970 jiwa atau 6.88 persen dari total penduduk. Penduduk miskin ini memiliki pendapatan di bawah Rp486.893 per kapita tiap bulannya.
“Tahun lalu sebanyak 95 ribu jiwa berhasil dientaskan dari kemiskinan,” ujar Kepala BPS Kota Pasuruan, Sri Kandarwati, pada Jumat (20/1/2023).
Penurunan jumlah penduduk miskin Kota Pasuruan juga diikuti penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Di mana pada 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 0,93 atau turun sebanyak 0,22 poin dibandingkan 2021 yang mencapai 1,15.
Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan 2022 sebesar 0,22 atau turun sebanyak 0,05 poin dibandingkan 2021 yang mencapai 0,27.
“Hal ini secara positif menunjukkan ada dampak dari kebijakan ke arah perbaikan. Di mana rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin dekat dengan garis kemiskinan sehingga ketimpangan pengeluaran juga semakin mengecil,” ungkapnya.
Penurunan angka kemiskinan ini salah satunya dipengaruhi oleh tepatnya sasaran bantuan sosial dari pemerintah. Kota Pasuruan bahkan menduduki peringkat tujuh daerah yang memiliki tingkat kemiskinan terendah di Jawa Timur.
Selain itu, berkurangnya tingkat pengangguran juga berdampak banyak pada penurunan angka kemiskinan. Di mana saat pandemi COVID-19 pada 2021, jumlah pengangguran meningkat hingga mencapai 6.980 orang. Namun, setelah pandemi mereda pada 2022, jumlah pengangguran menurun hingga tersisa 6.620 orang.
“Dibanding awal pandemi, tren pengangguran terus turun hingga 1,6 persen. Sekitar 35 ribu orang penduduk usia produktif sudah bisa aktif bekerja dan memperoleh penghasilan,” imbuhnya.
Meskipun begitu, masih tersisa pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Pasuruan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem. Di mana pada 2022 ini masih ada sebanyak 2.850 jiwa atau 1,39 persen dari total penduduk Kota Pasuruan yang masuk golongan miskin ekstrem. Mereka hidup dengan penghasilan di bawah Rp322.170 per kapita per bulannya.
Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo menargetkan kemiskinan ekstrem akan dientaskan hingga 0 persen pada 2024. “Untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, perlu kebijakan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, dengan memberikan Bansos, PKH, BPNT, PIP, subsidi listik, subsidi elpiji, hingga program jaminan kesehatan,” jelasnya, pada Kamis (19/1/2023).
Tidak hanya memberikan bantuan sosial, Pemkot Pasuruan juga melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Di antaranya melalui pelatihan-pelatihan dan program vokasi untuk meningkatkan kapasitas SDM.
“Untuk sektor UMKM kita dorong dengan mempermudah akses pembiayaan dan permodalan, termasuk akses ke pasarnya. Supaya UMKM bisa makin tumbuh,” ujarnya.
Ketua Fraksi Partai Hanura, Nasdem, dan PDIP (HNP) DPRD Kota Pasuruan, Abdul Ghofur meminta agar pemerintah tetap memperhatikan kesenjangan kemiskinan antara penduduk di tengah kota dengan penduduk di pinggiran kota.
Menurutnya, kesenjangan ekonomi ini dipengaruhi oleh kurang meratanya pembangunan infrastruktur antara tengah perkotaan dan pinggiran. “Harusnya pemerataan infrastruktur ini menjadi fokus perhatian dalam kebijakan daerah dan rencana tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan kemiskinan,” ucapnya.