TUBAN, Tugujatim.id – Pengerjaan fisik Jembatan Glendeng yang mengubungkan Bojonegoro-Tuban akhirnya tuntas pada Kamis pagi (01/02/2024) meski sempat molor 30 hari. Masyarakat pun akhirnya bisa merasakan akses jembatan penghubung yang hampir dua tahun tidak bisa dilintasi.
Meski begitu, keterlambatan proyek yang menghabiskan anggaran Rp20,8 miliar ini karena ada kendala teknis di lapangan.
Tim Pelaksana PT Marga Karya Sofa mengatakan, kendala yang dialami pada awal pengerjaan proyek. Kala itu, dia mengatakan, saat memasukkan borpile ke dalam tanah sedikit kesulitan karena kondisi tanah yang lembek ketebalan kedalamannya hampir 20 meter.
Baca Juga: DigitaLoka, Cara Beon Intermedia dan MCC Optimalkan Digitalisasi UMKM
“Saat kami masukkan begitu dengan alat berat, sering tidak centre atau lurus. Itu yang menjadi kendala. Pada normalnya dalam sehari bisa mengerjakan dua. Tapi ini dua hari satu,” kata Sofa.
Hal tersebut, dia mengatakan, yang membuat waktu terbuang tidak sesuai schedule pengerjaan sekitar 5 bulan. Sofa juga menyampaikan, konstruksi Jembatan Glendeng ditopang borepile berdiameter 60 sentimeter sebanyak 29 titik dengan kedalaman 46 meter.
Dalam pengerjaan jembatan ini, hampir melibatkan 50 pekerja spesialis setiap hari. Sedangkan pekerjaan lainnya dari warga wilayah sekitar.
“Sehingga ada penambahan waktu 30 hari. Dari kondisi normalnya. Kemarin hampir 7 alat berat yang didatangkan ke lokasi ini. Bahkan, hampir penuh di lokasi,” terangnya.
Dia mengatakan, untuk masa pemeliharaan atau garansi selama 6 bulan. Selain garansi, pihaknya juga memberikan pemeliharaan konstruksi selama 10 tahun berdasarkan tim teknis.
“Kalau berdasarkan dokumen perencanaan, kekuatan jembatan yang diperbaiki selama 50 tahun,” terangnya.
Baca Juga: Jadwal Konser Surabaya dan Sidoarjo Awal Februari 2024, Full Gratis!
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR dan PRKP Kabupaten Tuban Agung Supriyadi menyampaikan, mulai hari ini pengerjaan fisik sudah selesai. Anggaran yang dihabiskan untuk proyek ini sekitar Rp20,8 miliar.
Selanjutnya berdasarkan keputusan forum lalu lintas Tuban dan Bojonegoro secara resmi dibuka untuk kendaraan umum. Namun, ada batasannya yakni ketinggian kendaraan tidak melebihi 2,8 meter dan juga tonase maksimal 8 ton.
“Semoga harapannya, setelah dibukanya akses roda perekonomian bisa meningkat, arus distribusi barang dan jasa antar dua kabupaten bisa lancar sehingga yang diuntungkan masyarakat,” ucapnya.
Pejabat asal Kecamatan Bangilan ini mengatakan, kendaraan yang bisa melintas roda maupun roda empat dan sesuai dengan persyaratan serta kelas jalan di Jembatan Glendeng ini.
“Karena kelas jalan kami ini 3 sehingga maksimal 8 ton,” tuturnya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati