MALANG, Tugujatim.id – Pembongkaran Stadion Kanjuruhan yang rencananya bakal dilakukan, ternyata mendapat penolakan dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Untuk mengenang para korban, mereka meminta bangunan tersebut menjadi ikon dan museum saja.
Salah satu perwakilan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan asal Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Vincensius Sari menyampaikan penolakan itu.
“Pertimbangannya supaya itu (Stadion Kanjuruhan) menjadi ikon. Titik dari perdamaian, persepakbolaan, suporter, dan keamanan itu dari Kanjuruhan,” ujarnya saat ditemui usai audiensi bersama Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, Selasa (03/01/2023).
Dia menambahkan, Kabupaten Malang masih memiliki lahan yang luas jika memerlukan stadion. Jadi, dia mengatakan, pembongkaran Stadion Kanjuruhan tidak perlu dilakukan karena bisa memakai tempat lain.
“Kanjuruhan itu supaya nanti bisa sebagai museum. Supaya bisa dikenang,” ujar Sari.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi mengatakan, dia juga kurang setuju dengan pembongkaran Stadion Kanjuruhan.
“Harapan Stadion Kanjuruhan tidak dibongkar ini sudah jadi pemikiran kami. Dan kami sudah diskusi dengan bupati seyogyanya Stadion Kanjuruhan tidak dibongkar,” ujar Darmadi.
Menurut dia, pemerintah bisa membangun stadion baru apabila dibutuhkan. Meski membutuhkan waktu, tapi itu adalah hal yang mungkin untuk dilakukan.
“Kalau kami ingin punya stadion lagi, bisa bangun lagi meski memerlukan waktu. Paling tidak (fasilitasnya) sama dengan Kanjuruhan atau lebih dari Kanjuruhan,” ujar Darmadi.