Penuh Luka dan Kurus Kerontang, Bocah di Malang Mengaku Disiksa Keluarganya

Lizya Kristanti

Kriminal

malang tugu jatim
Bocah di Kota Malang yang diduga menjadi korban penganiayaan sekeluarga. Foto: M Sholeh/Tugu Jatim

MALANG, Tugujatim.id – Seorang bocah berusia tujuh tahun di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, mengalami kekerasan fisik hingga harus dievakuasi ke rumah sakit pada Senin (09/10/2023).

Bocah tersebut harus dilarikan ke rumah sakit lantaran diduga disiksa oleh keluarganya sendiri dan disekap di sebuah ruangan kecil di samping kamar mandi.

Korban sempat diketahui oleh warga sekitar rumah, namun warga tak berani melapor ke pihak berwajib karena takut dengan ancaman orang tua korban.

Warga setempat, R mengatakan bahwa awalnya ada warga yang melaporkan kejadian kekerasan itu, namun warga tersebut sempat mendapatkan ancaman. “Awalnya warga setempat ada yang lapor, katanya ada anak disekap dan disiksa. Mau dilaporkan gak berani karena orangnya ngancam,” katanya, pada Kamis (12/10/2023).

Usai mendengar kabar tentang kondisi bocah tak berdaya itu, sejumlah warga akhirnya memberanikan diri untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian setelah berkoordinasi dengan RT dan RW setempat.

Setelah melaporkan kejadian tersebut, pihak berwenang akhirnya mengevakuasi bocah tersebut dari ruangan samping kamar mandi. Korban kini telah menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Pihak keluarga korban juga tengah menjalani pemeriksaan di Polresta Malang Kota.

R menyampaikan bahwa pihak kepolisian sudah mengamankan beberapa barang bukti. Mulai kemoceng, panci, colokan listrik, hingga cangkir.

“Katanya tangan anak itu (korban) juga pernah dimasukkan ke dalam air mendidih,” ungkapnya.

Menurutnya, korban mengaku disiksa oleh semua anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut, kecuali paman korban. Menurut R, korban tinggal di rumah tersebut bersama ayah korban (J), ibu korban (E), nenek korban, kakak tiri korban, adik tiri korban (masih bayi), dan paman korban.

R tak mengetahui secara pasti mengapa keluarga tersebut tega memperlakukan korban hingga seperti itu. R menduga hal itu karena faktor ekonomi. “Kami gak tau pasti apa alasan mereka. Mungkin karena faktor ekonomi,” pungkasnya.

Reporter: Yona Arianto
Editor: Lizya Kristanti

Popular Post

Pembuangan limbah tambak.

DPRD Jember dan OPD Sidak Gabungan, Serius Tangani Keluhan Warga soal Pembuangan Limbah Tambak

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Menanggapi aksi unjuk rasa warga beberapa waktu lalu, DPRD Jember menggelar sidak bersama beberapa organisasi perangkat daerah ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Banjir luapan.

16 Pintu Klep Tak Berfungsi Biang Banjir Luapan di Tempuran Mojokerto, Petugas Siaga Pantau lewat Drone

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena bencana banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Hasil asesmen ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Keunggulan iPhone 17.

8 Keunggulan iPhone 17 Siap Jadi Primadona Dibanding Seri iPhone 16: Lebih Canggih, Lebih Kuat, dan Lebih Tipis!

Dwi Linda

Tugujatim.id – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru melalui iPhone 17 yang diklaim memiliki banyak peningkatan dibandingkan seri sebelumnya. Dengan berbagai ...

Gus Fawait.

Gus Fawait Resmi Teken SK Honorer PPPK Tahap 1 dan Libur Guru, Utamakan Kesejahteraan Tenaga Kerja

Dwi Linda

JEMBER, Tugujatim.id – Bupati Jember Muhammad Fawait (Gus Fawait) menandatangani dua kebijakan vital, yaitu terkait SK honorer PPPK yang lolos ...