SURABAYA, Tugujatim.id – Menuliskan sebuah novel dengan latar cerita bisnis kretek di tahun 60-an, ternyata Ratih Kumala juga hobi mengoleksi bungkus kretek edisi lama dan kini jarang dijumpai.
Sejak novelnya terbit pada 2012 dan difilmkan menjadi serial Netflix dengan judul yang sama “Gadis Kretek”, berbagai pembahasan muncul, terutama dari sisi penulis, Ratih.
Bersentuhan dengan dunia kretek selama belasan tahun. Terutama saat dia melakukan riset tentang salah satu komoditas petani Indonesia itu membuatnya semakin mengenal dan memahami dunia kretek.
Ternyata, sejak 2008 silam sedikit demi sedikit, Ratih juga mengumpulkan bungkus-bungkus kretek edisi lama yang kini sudah tidak diproduksi dan sulit dijumpai produknya.
“Karena awalnya itu dari riset kemudian karena aku butuh referensi visual, dulu awalnya beli-beli aja. Tapi lama-lama kok jadi banyak gitu. Dan kebiasaan mengoleksi, sampai sekarang itu terjadi. Aku masih koleksi itu semua,” katanya, pada Sabtu (16/12/2023).
Kini, koleksinya yang berjumlah sekitar 150an tersebut dia dapat dari beberapa kota saat Ratih berkeliling melakukan riset.
Menurutnya, kretek memiliki sisi uniknya tersendiri. Terutama pada bagian kemasannya yang kaya akan simbol. Mayoritas, bungkus kretek yang dia koleksi merupakan produk asli Indonesia.
“Ada sih beberapa teman luar negeri datang terus mereka ngasih rokok ini nih suvenir. Kalau aku pribadi cari adalah rokok kretek, kebanyakan Pulau Jawa. Karena setiap daerah yang kecil-kecil itu brand kretek yang sebetulnya tidak beredar di daerah yang lain. Dan aku suka dengan desainnya,” imbuhnya.
Salah satu produk kretek yang menurutnya paling berkesan adalah merek Retjo Pentung. Rokok yang berjaya pada1990-an tersebut merupakan produksi Soemiran Kaartodiwiryo, pengusaha kretek asal Tulungagung, Jawa Timur. Namun, pada 2000-an awal, Retjo Pentung tutup produksi karena bangkrut.
“Yang aku tidak bisa lupa nyarinya susah banget itu merek Retjo Pentung. Sekarang sudah tidak ada produksinya. Dulu di depan pabrik itu ada patung retjo pentung yang gede banget, sekarang patungnya tempat di Romo Sindu,” jelas istri dari penulis Eka Kurniawan tersebut.
Perempuan yang juga berkarir sebagai penulis skenario ini sempat berpikiran untuk menyumbangkan beberapa koleksi agar bisa dipajang di Museum Kretek, Kudus. Yang mana, museum tersebut juga masuk dalam scene serial Gadis Kretek.
“Kemarin ketika ketemu teman-teman dari museum kretek, apa aku sumbangkan ke mereka (bungkus kretek), tapi ternyata aku masih sayang dengan itu semua. Jadi mungkin suatu hari nanti kalau udah nggak sanggup melihara, aku akan sumbangkan ke Museum Kretek,” tandasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti