BATU, Tugujatim.id – Pengalihfungsian lahan hutan lindung diduga menjadi penyebab terjadinya bencana banjir bandang yang melanda Kota Batu dan Kota Malang pada Kamis (04/11/2021). Hal itu semakin menguat setelah sejumlah pihak melakukan susur sungai untuk membuktikan kebenarannya.
Dugaan bermula dari analisis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim dan ProFauna Indonesia yang sudah menyisir bagian hulu Sungai Brantas pasca kejadian bencana alam tersebut. Hasilnya, ada sekitar 150 hektare hutan lindung beralih fungsi jadi lahan pertanian.
Dirut PJT I Raymond Valliant membenarkan kondisi yang memprihatinkan itu. Dari hasil penelusuran sementara pasca kejadian, tim PJT I memang menemui adanya bagian hutan yang hilang di bagian hulu Sungai Brantas.
Also Read
”Terutama di bagian kawasan Sumbergondo dan Alas Pengking. Itu ada yang beralih fungsi jadi lahan perkebunan. Selebihnya, tim kami masih bergerak menelusurinya. Hasilnya akan kami sampaikan lebih lanjut,” kata dia, Minggu (07/11/2021).

Dugaan itu semakin kuat jika dilihat dari material banjir bandang yang membawa tanah, lumpur, hingga sampah pohon.
”Artinya, memang terjadi tanah longsor di atas dan membawa limpasan air berisi tanah dari kawasan terbuka,” paparnya.
Jika nanti dugaan tersebut benar, PJT I akan merekomendasikan berbagai pihak pemilik lahan perkebunan untuk mengatur lahannya agar tidak sampai kejadian lagi. Terbukanya lahan ini, dia mengatakan, mengakibatkan luapan air sungai tak tertahan.
”Selebihnya, kami masih mencari informasi lebih detail terkait alih fungsi ini. Yang jelas nanti kami rekomendasikan perbaikan sistem hutan lindung yang harus dipulihkan lagi fungsinya,” imbuhnya.
Penelusuran terhadap sumber penyebab banjir bandang ini juga dilakukan Tim Tanggap Darurat Bencana Kota Batu bersama TNI-Polri dan Basarnas dengan melakukan susur sungai untuk memetakan mana-mana saja bendungan alam yang rusak akibat banjir bandang kemarin.
Lewat susur sungai ini, Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Punjul Santoso mengatakan, nantinya juga akan diketahui penyebab awal bencana banjir bandang berasal.
”Nanti kami juga akan membersihkan pohon-pohon mati yang menyumbat aliran sungai sehingga mengakibatkan banjir bandang,” katanya.
Untuk diketahui, banjir bandang ini membawa dampak kerusakan di 8 titik di Kota Batu. Mulai di Desa Sidomulyo, Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, Desa Bumiaji, Desa Tulungrejo, Desa Punten, Desa Sumbergondo dan Desa Giripurno.
Sementara di Kota Malang yang juga menjadi lintasan Sungai Brantas. Ada 3 titik yang terdampak banjir bandang, mulai di Kelurahan Samaan, Klojen, hingga Kedungkandang.