Perkebunan Tembakau di Jember Abad Ke-19: Jejak Kolonial dan Warisannya

Darmadi Sasongko

News

Tembakau Jember
Produk cerutu Jember berkualitas internasional. (foto: @cerutu.jember / IG)

JEMBER, Tugujatim.id Sejarah Perkebunan Tembakau di Jember dimulai pada pertengahan abad ke-19 ketika pemerintah kolonial Belanda mengembangkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) untuk berbagai komoditas, termasuk tembakau.

Abad ke-19, Jember mulai dikenal sebagai salah satu pusat perkebunan tembakau terpenting di Hindia Belanda. Proses ini tidak lepas dari kebijakan kolonial yang memanfaatkan potensi alam Jember, yang tanahnya subur dan iklimnya cocok untuk budidaya tembakau. Tembakau menjadi salah satu komoditas ekspor utama yang berperan besar dalam perekonomian lokal, sekaligus memberikan dampak sosial dan budaya yang masih terasa hingga kini.

Jember, yang saat itu masih berupa wilayah pedesaan yang belum berkembang, dipilih karena memiliki tanah vulkanik yang subur berkat aktivitas Gunung Argopuro dan Gunung Raung. Kondisi ini memberikan keunggulan dalam pertanian, terutama untuk tanaman tembakau yang membutuhkan kondisi tanah tertentu.

Pada 1859, sejumlah investor Belanda mulai mendirikan perkebunan tembakau skala besar di Jember. Salah satu tokoh penting dalam sejarah ini adalah Mijndert Brouwer, yang mendirikan perkebunan pertama di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kecamatan Ajung. Perkebunan ini segera berkembang, dan Jember menjadi daerah strategis dalam rantai produksi tembakau di Jawa Timur.

Puncak Kejayaan Tembakau Jember

Memasuki akhir abad ke-19, Jember mengalami puncak kejayaan sebagai produsen tembakau berkualitas tinggi. Salah satu jenis tembakau yang terkenal adalah tembakau Besuki Na-Oogst, yang memiliki karakteristik unik seperti aroma yang khas dan tekstur daun yang halus. Tembakau ini menjadi komoditas ekspor utama ke Eropa, terutama Belanda dan Jerman, di mana ia digunakan untuk produksi cerutu premium.

Perkebunan-perkebunan besar seperti PTPN XII dan perusahaan swasta Belanda lainnya menguasai lahan-lahan subur di Jember. Ribuan pekerja, sebagian besar petani lokal, dipekerjakan untuk menanam, merawat, dan memanen tembakau. Sistem ini tidak hanya membawa kemakmuran ekonomi tetapi juga menciptakan stratifikasi sosial baru, dengan kaum kolonial dan pemilik perkebunan berada di puncak hierarki.

Tembakau Jember 1
produk cerutu Jember berkualitas internasional. (foto : @cerutu.jember / IG)

Tembakau memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian lokal di Jember. Perkebunan besar menjadi pusat aktivitas ekonomi, menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat. Selain itu, munculnya infrastruktur pendukung seperti jalan raya, jalur kereta api, dan pelabuhan di Panarukan, Situbondo, memperkuat konektivitas Jember dengan pusat perdagangan lain di Hindia Belanda.

Namun, sistem ini juga membawa dampak negatif. Banyak petani kecil kehilangan akses ke tanah mereka karena kebijakan pengambilalihan lahan oleh kolonial. Selain itu, sistem kerja paksa sering diterapkan, yang menyebabkan penderitaan bagi banyak pekerja lokal. Meski demikian, perkembangan ekonomi yang dibawa oleh industri tembakau tetap memberikan warisan infrastruktur dan sistem agribisnis yang bertahan hingga saat ini.

Warisan Perkebunan Tembakau

Hingga kini, warisan sejarah perkebunan tembakau di Jember masih dapat dilihat dalam berbagai bentuk. Salah satu peninggalan paling mencolok adalah bangunan-bangunan kolonial di sekitar perkebunan, seperti rumah-rumah besar milik para mandor Belanda dan gudang penyimpanan tembakau. Beberapa di antaranya kini dijadikan objek wisata sejarah yang menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain itu, tradisi agribisnis di Jember juga tetap hidup. Tembakau Besuki Na-Oogst masih diproduksi dan diekspor ke berbagai negara, menjadikan Jember sebagai salah satu pusat industri tembakau di Indonesia. Proses pengolahan tembakau yang melibatkan banyak tahapan manual juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat industri agribisnis.

Jember kini juga memiliki sejumlah tempat wisata edukasi yang berfokus pada sejarah tembakau. Wisatawan dapat mengunjungi Pusat Penelitian Tembakau Jember, di mana mereka dapat belajar tentang proses budidaya, panen, hingga pengolahan tembakau. Beberapa perkebunan juga menawarkan pengalaman langsung bagi pengunjung untuk mencoba aktivitas seperti memanen daun tembakau atau membuat cerutu.

Sejarah tembakau Jember banyak menarik perhatian netizen di media sosial. Di Instagram, tagar #BesukiNaOogst sering digunakan oleh wisatawan yang membagikan pengalaman mereka menjelajahi perkebunan tembakau. Salah satu pengguna, @heritagehunter2025, menulis, “Mengunjungi perkebunan tembakau di Jember adalah pengalaman luar biasa. Dari belajar sejarah hingga mencicipi cerutu, semuanya begitu autentik.”

Perkembangan perkebunan tembakau di Jember pada abad ke-19 merupakan salah satu babak penting dalam sejarah daerah ini. Meskipun membawa tantangan sosial pada masa itu, industri tembakau telah meninggalkan warisan yang memperkaya identitas dan perekonomian Jember. Kini, sejarah tersebut tidak hanya menjadi cerita masa lalu, tetapi juga bagian penting dari daya tarik wisata dan kebanggaan lokal. Bagi Anda yang ingin merasakan jejak sejarah ini secara langsung, kunjungan ke Jember adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id

 

Penulis : Reihan Ali Ramadhan Fajariansyah/ Magang

Editor: Darmadi Sasongko

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...