MALANG, Tugujatim.id – Peserta magang Tugu Media Group batch 6 usai mendapatkan pembekalan soal tema teknik menulis berita hingga tips dan trik menulis konten, kini mereka kembali menerima pembekalan ketiga dengan mengusung soal kode etik jurnalistik melalui Zoom Meeting pada Senin (06/02/2023). Mereka pun antusias saat mendapatkan materi dari wartawan senior Tugu Media Group Soejatmiko.
Miko, sapaan akrabnya, mengatakan, kode etik itu sangat penting dalam dunia wartawan, khususnya bagi yang baru turun ke lapangan, termasuk bagi peserta magang. Dia mengatakan, tujuannya bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa magang yang akan menghasilkan produk jurnalistik.
“Kode etik jurnalistik itu penting! Ini tahap awal bekal mahasiswa magang sebelum turun ke lapangan. Karena kode etik jurnalistik itu arah dari seorang wartawan yang profesional,” ungkapnya.
Pria yang sudah menjadi wartawan sejak 1990 ini juga berbagi pengalaman lika-liku bekerja menjadi jurnalis di lapangan. Menurut dia, seorang wartawan tidak menutup kemungkinan sering kali menemukan fakta yang berbeda di lapangan yang berbanding terbalik dengan kode etik yang diterapkan. Tapi, Miko menegaskan bahwa seorang wartawan harus tetap berpihak pada keprofesionalan.
“Dalam dunia wartawan, kode etik itu sebagai pedoman operasional suatu profesi. Sebab, wartawan merupakan sebuah profesi sehingga dibuatlah kode etik sebagai pedomannya,” lanjutnya.
Wartawan senior ini melanjutkan, belajar etika tidak hanya berpihak pada media massa tapi juga pada media sosial. Salah satunya dengan menjaga postingan yang mengandung unsur ujaran kebencian hingga makian yang merendahkan orang lain.
Menurut dia, hal ini berhubungan dengan pelanggaran akan Undang-Undang ITE dan bisa saja akan bertindak lebih lanjut pada jalur hukum. Sebab, etika tidak hanya selalu pada media massa.
Dia juga menjelaskan kode etik jurnalistik adalah sebagai sekumpulan prinsip moral yang merefleksikan peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi seluruh wartawan.
“Jadi, ada pasal dalam kode etik jurnalistik. Dalam pasal pertama, wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beriktikad buruk,“ ungkapnya dengan tegas.
Miko pun berpesan pada peserta magang Tugu Media Group perlu memperhatikan kode etik dan wajib menjadi pedoman ketika turun di lapangan. Sebab, banyak persoalan yang melanggar kode etik tapi tidak semua persoalan bisa diselesaikan dengan produk jurnalistik seperti Dewan Pers, tapi bisa jadi dibawa ke jalur hukum.
“Ketika turun ke lapangan jadikan kode etik jurnalistik sebagai pedoman untuk menjadi seorang penulis atau wartawan agar tidak melanggar undang-undang atau bawa ke jalur hukum,” tutupnya.
Untuk diketahui, Tugu Media Group sudah menjaring puluhan calon peserta magang batch 6 pada awal 2023 hingga terpilih sembilan orang yang lolos dari berbagai universitas. Karena itu, sebelum para peserta magang menjadi jurnalis maupun content writer, Tugu Media Group membekali mereka ilmu jurnalistik di kantor Jalan Dirgantara A1/12B, Kota Malang, mulai Kamis (02/02/2023).
Tugu Media Group dalam menyukseskan program magang ini memberikan pembekalan kepada peserta magang sebelum terjun ke lapangan. Mereka selama empat kali akan dibekali ilmu jurnalistik oleh narasumber yang mumpuni dari Tugu Media Group sendiri.