SUMENEP, Tugujatim.id – Warga desa pulau Masakambing, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep menggeruduk pengelola PLN setempat pada Sabtu (14/5/2022). Kedatangan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pelanggan PLN (FKPP) Desa Masakambing itu untuk meminta penjelasan tentang operasi PLN yang tidak normal.
Roni Versal, selaku koordinator FKPP, mengatakan bahwa PLN di pulau tempat konservasi burung kakatua jambul kuning ini hanya nyala 7 jam dalam sehari semalam.
“PLN di Masakambing hanya beroperasi rata-rata dari pukul 10.00 – 13.00 WIB di siang hari, sedang malam hari beroperasi kurang lebih empat jam dari pukul 18.00 – 22.00 WIB, itupun kondisinya sering mati – hidup dan bergantung pada cuaca cerah atau tidak,” jelas Roni Versal dalam rilisnya pada Minggu (15/5/2022).
Karena itulah, pihaknya bersama warga menggelar audiensi dengan pengelola PLN agar ada transparansi dan kejujuran, apa sebenarnya yang terjadi di PLN itu.
Menurut pemuda asli Masakambing ini, ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan oleh pengelola PLN di pulau Masakambing. Pertama, KWh meter 450 VA belum terpasang padahal pelanggan sudah membayar lunas uang pendaftaran sebesar Rp. 1.023.000. Kedua, pemasangan kWh meter 900 VA untuk pelanggan yang sudah melunasi biaya penambahan kurang lebih sebesar Rp. 1.200.000 masih belum terealisasi. Ketiga, pembebasan limit untuk pelanggan PLN dan penanganan listrik padam karena over pemakaian diatas 1kW.
“Yang keempat, PLN memberikan ganti rugi pemadaman listrik akibat kesalahan dan/atau kelalaian pengoprasian oleh pihak PLN yang tidak sesuai dengan sosialisasi awal PLN, bahwa PLN di Desa Masakambing akan hidup 12 jam dari pukul 17.00 – 05.00 WIB,” kata dia.
Sementara itu, Masrur Afif, pihak operator PLN mengakui bahwa pelayanan tidak maksimal. Hal ini terjadi karena overload pelanggan.
“Pelanggan di Masakambing overload, sementara kapitas energi hanya 50 kWp, yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan kurang lebih 100 pelanggan. Hingga hari ini pelanggan PLN di Desa Masakambing sudah mencapai kurang lebih ada 300 pelanggan,” papar Masrur.
Ketua BPD Masakambing, Wahuyudi, juga membenarkan bahwa kondisi PLN di Masakambing tidak baik-baik saja. Sehingga pihak PLN harusnya menambah kapasitas energi sesuai kebutuhan pelanggan agar mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk konsumen PLN.
“Seharusnya pelayanan PLN tidak diskriminatif dengan cara memberikan pelayanan yang sama dengan pelanggan PLN yang ada di daratan,” kata dia.
Dalam gelar audiensi itu, turut hadir beberapa pihak di antaranya, kelompok nelayan, Pokdarwis, Kelompok Tani Hutan (KTH), Kelompok Tani, dan PKK.
Kegiatan audiensi tersebut ditutup dengan pernyataan sikap, bahwa pelayanan PLN di Desa Masakambing akan dikawal sampai tuntas oleh pihak operator PLN Desa Masakambing serta pihak Pemerintah Desa yang disaksikan oleh semua peserta yang hadir.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim