MOJOKERTO, Tugujatim.id – Berita palsu atau hoaks masih menjadi persoalan yang tak mudah dibasmi dalam waktu singkat. Terlebih, 2024 menjadi tahun politik di Indonesia. Butuh sinergi berbagai pihak untuk minimal mengurangi sebaran berita palsu yang berseliweran di berbagai media, baik media massa maupun media sosial.
“Maka kami ingin mengajak rekan-rekan media untuk sinergi bersama. Sebab lewat rekan-rekan jurnalis ini yang bertugas menyebarkan informasi. Apalagi ini kan suhu politik mulai hangat,” kata Kasi Humas Polres Mojokerto, Iptu Abdul Wahib saat berdialog bersama beberapa rekan media di Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (22/1/2024).
Wahib menambahkan bahwa dirinya tidak memungkiri setiap warga negara memiliki hak suara. Tak terkecuali insan pers. Namun, pers sebagai sebuah lembaga juga bisa mempengaruhi opini publik lewat pemberitaan yang dimuat.
“Pemberitaan bisa dikemas dengan bentuk yang tidak menunjukkan tendensi tertentu. Misal terlalu menunjukkan keberpihakan kepada salah satu calon, karena pers tentu punya kode etik tersendiri,” ucapnya.
Adanya kode etik yang dimaksud Wahib diharapkan dapat memunculkan pemberitaan yang berimbang. Selain itu, peran media juga berperan sebagai pengecek fakta sebuah informasi yang beredar.
Sementara kaitan dengan tahun politik 2024, Wahib tidak hanya mengimbau rekan-rekan pers untuk ikut mencoblos pada 14 Februari 2024 mendatang, namun ajakan ini juga berlaku kepada masyarakat umum. “Karena suara Anda semua ini menentukan pemimpin selanjutnya. Maka mari bersama-sama memberikan hak suara pada hari pencoblosan Pemilu 2024 nanti,” pungkasnya.
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti