KEDIRI, Tugujatim.id – Prasasti menjadi hal utama dalam merujuk tanggal penting suatu daerah. Itu yang dilakukan Kabupaten Kediri untuk menentukan hari jadi. Hari jadi Kabupaten Kediri yang jatuh pada tanggal 25 Maret berdasarkan prasasti Harinjing. Penggunaan tanggal tersebut secara resmi ditetapkan pada tahun 1985.
Kasi Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri, Eko Prianto, mengatakan tanggal 25 Maret yang menjadi penanda hari jadi Kabupaten Kediri secara resmi dikukuhkan pada tahun 1985.
Hal itu tertuang dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kediri, Nomor 82 Tahun 1985 yang ditandatangani oleh pejabat Bupati Kediri, Drs Usri Sastradiredja pada 22 Januari 1985.
“Waktu itu penelusuran hari jadi Kediri itu dilakukan oleh Profesor Sukarto Kartoatmojo. Beliau seorang Guru Besar Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,” ungkapnya.
Prasasti Harinjing atau Prasasti Sukabumi merupakan Prasasti yang dulunya ditemukan pada tahun 1916 di Kebun Kopi Sukabumi, Desa Siman, di wilayah Pare, sekarang wilayah tersebut menjadi Kecamatan Kepung. Saat itu, pada masa kolonial Belanda Prasasti asal nama Kediri diamankan oleh Administratur Kebun yang bernama W Pet di perumahannya.
“Prasasti Harinjing yang terdapat kata “Kadiri” pertama yang yang kelak menjadi Kediri, ukurannya tinggi 118 cm, lebar 88 cm, sedangkan, tebal 33-58 cm. Saat ini disimpan di museum Nasional Jakarta dengan nomor koleksi D-173,” tambah Eko.
Dia menjelaskan, Prasasti dari jaman Mataram kuno itu menceritakan penghargaan yang diberikan oleh Raja Mataram Kuno, Rakai Layang Dyah Tulodhong kepada Bagawanta Bari. Sebab, saat itu Bagawanta Bari berjasa membuat dhawuhan atau tanggul di Sungai Harinjing.
Sehingga, berkat tanggul itu dapat menanggulangi banjir dari luapan sungai. Bahkan, salain mengatasi banjir tanggul yang dibuat itu juga digunakan untuk mengairi sawah yang sebelumnya gersang karena kekurangan air.
“Dari dibangunnya sistem irigasi itu dapat meningkatkan hasil pertanian,” jelasnya.
Berkat jasanya itu, Bagawanta Bari mendapat hadiah pembebasan atas pajak dan iuran. Kata lain biasa disebut penghargaan tanah sima atau perdikan.
Sedangkan untuk tanggal hari jadi Kediri itu, Eko menyebut diambil dari tanggal pertama kali Prasasti Harinjing diterbitkan, yaitu Tahun 726 Saka atau bertepatan dengan tanggal 25 Maret tahun 804 Masehi.
“Pada hari Senin, hari Pasaran Wage, Wuku/Pawukon: Hariyang (Soma-Wagai-Haryang), tanggal 11 (ekadasi), Bulan: Caitra (bulan antara Maret-April), Suklapaksa (paro terang/tanggal 1-15 purnama),” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim