MALANG, Tugujatim.id – Siapa sangka dengan menjadi guru di SMAN 1 Bululawang, Kabupaten Malang, Jatim, membuat Galih Zakaria, 32, justru moncer menciptakan lagu. Bermula dari niat menyalurkan minat dan bakatnya sebagai pemusik, dia malahan mengukir banyak prestasi. Terbaru, dia meraih juara KORPRI Awards 2023.
Selain KORPRI Awards 2023, Galih Zakaria juga berhasil memenangkan berbagai lomba. Mulai tingkat Kabupaten Malang, Provinsi Jatim, hingga nasional.
Prestasi Galih Zakaria yang terbaru Juara I KORPRI Awards 2023 Kabupaten Malang untuk Kategori Inspiring. Penilaian ini melihat sosok Galih menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Malang yang memiliki pengabdian melampaui tugas dan fungsinya hingga menjadi contoh teladan bagi organisasi maupun masyarakat.
Deretan Prestasi Galih Zakaria
Galih mencatatkan banyak prestasi di bidang musik. Dia meraih juara 1 dalam ajang Cipta Jingle Pemilihan Wali Kota Batu 2016, Lomba Jingle Pilkada Malang 2017, Cipta Jingle Pemilihan Bupati Bangkalan 2017. Selain itu, dia juga juara Cipta Lagu Anak Bhayangkari Polres Malang 2019, Lomba Cipta Lagu Mars Kabupaten Malang 2021, Lomba Cipta Lagu Mars Bakorwil III Malang, dan Lomba Cipta Lagu Anak ISN Orchestra.
Tidak berhenti di situ saja, dia juga meraih kemenangan dalam Lomba Cover Song Badan Pusat Statisik dan Lomba Cipta Lagu Mars Pertaabi. Saking banyak prestasinya, dia sudah memenangkan juara di puluhan kompetisi lain.
Kisah Galih Menekuni Dunia Musik
Galih mengatakan menyukai dunia musik sejak masih kecil. Awalnya dia membentuk band hingga meneruskan passion-nya di bangku SMA dan kuliah.
“Ketika memainkan musik, saya mengekspresikan semua keresahan hati. Saya menemukan passion yang unggul di sana setelah melalui banyak berproses. Saya tekuni hingga menyukai dunia musik,” kata Galih saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Proses ini, menurut dia, tidaklah mudah. Sebab, dia harus berjuang dengan ikut banyak kompetisi musik sejak SMA. Dia meneruskan perjuangan saat kuliah di jurusan Seni Musik Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Usai lulus, Galih bekerja sebagai guru seni budaya di SMPN 5 Kepanjen. Dia juga sempat menjadi guru seni budaya di SMK Brantas Karangkates sebelum mengajar sebagai guru seni budaya di SMAN 1 Bululawang dan diangkat sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Memang Galih tidak diajari menjadi seorang guru saat kuliah. Dia mempelajari ilmu seni murni. Tapi takdir berkata lain, dia kini justru memilih menjadi guru agar bisa mengajarkan ilmu yang didapat saat kuliah.
“Saya melihat di sini (Kabupaten Malang) masih banyak tenaga guru (seni budaya) yang dibutuhkan. Saya melihat potensi di sana,” ujarnya.
Kemampuan Galih makin terasah ketika mengajar seni budaya. Dia kembali mengingat materi yang saat kuliah yang membantunya dalam mengaplikasikan karya musik ketika mengajar.
“Beberapa kali apa yang saya ajarkan juga diterapkan dalam membuat karya, terutama pada komposisi dan aransemen. Dari situlah, saya mencintai profesi sebagai guru,” kata Galih.
Galih juga kerap mendampingi anak didiknya untuk ikut kompetisi musik. Dia merasa bangga saat banyak anak didiknya menenangkan kompetisi. Selain mengantarkan banyak prestasi untuk anak didiknya, dia juga membawa nama baik instansi tempatnya bekerja di SMAN 1 Bululawang.
Writer: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Dwi Lindawati